![]() |
agung/ekspres |
Untung (41) warga RT 3 RW 3 Desa Kalirejo yang tinggal berdekatan dengan lokasi mengatakan, jembatan sepanjang lebih dari 10 meter tersebut telah runtuh sejak sekitar setahun lalu akibat banjir bandang yang menerjang saat hujan lebat. Selama ini jembatan dimanfaatkan warga dari empat desa yakni Sokoagung, Semono, dan durenombo untuk menuju akses jalan kecamatan.
Untuk tetap dapat mempermudah akses, warga setempat secara swadaya membangun jembatan darurat menggunakan bambu tepat di sebelahnya. “Sejak ambrol warga bergotong-royong membangun jembatan darurat memakai bambu. Sampai sekarang sudah tiga kali ini diganti,” ucapnya, Selasa (30/12/2015).
Dijelaskan, jembatan darurat hanya dapat dilalui sepeda motor secara bergantian. Sementara untuk kendaraan roda empat harus berputar melewati jalan darurat melewati desa Kalirejo dan Sokoagung yang jaraknya lebih jauh.
“Warga lalu memanfaatkan jalan darurat agar bisa dilalui mobil dan truk. Jalannya sebagian sudah beraspal, tapi banyak yang rusak. Bahkan, kemarin beberapa hari sulit dilewati karena tertimbun longsor,” jelasnya.
Menurutnya, pasca ambrolnya jembatan, pemerintah desa setempat langsung mengirimkan usulan perbaikan kepada Pemkab. Berdasarkan usulan itu, Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum menjanjikan akan melakukan pembangunan pada 2016 mendatang.
“Katanya sudah dijanjikan akan diperbaiki tahun 2016, tapi kalau bisa diprioritaskan dan disegerakan. Jangan sampai nanti baru dikerjakan akhir tahun atau mundur,” ungkapnya.
Kus Wahyati, warga Sokoagung yang biasa melintasi jembatan, mengatakan, untuk menuju akses jalan kecamatan ia tetap memilih melewati jembatan darurat daripada jalan darurat karena jarak tempuh yang lebih pendek. Namun demikian, ia harus rela turun dari sepeda motor saat berboncengan. (baj)
Untuk tetap dapat mempermudah akses, warga setempat secara swadaya membangun jembatan darurat menggunakan bambu tepat di sebelahnya. “Sejak ambrol warga bergotong-royong membangun jembatan darurat memakai bambu. Sampai sekarang sudah tiga kali ini diganti,” ucapnya, Selasa (30/12/2015).
Dijelaskan, jembatan darurat hanya dapat dilalui sepeda motor secara bergantian. Sementara untuk kendaraan roda empat harus berputar melewati jalan darurat melewati desa Kalirejo dan Sokoagung yang jaraknya lebih jauh.
“Warga lalu memanfaatkan jalan darurat agar bisa dilalui mobil dan truk. Jalannya sebagian sudah beraspal, tapi banyak yang rusak. Bahkan, kemarin beberapa hari sulit dilewati karena tertimbun longsor,” jelasnya.
Menurutnya, pasca ambrolnya jembatan, pemerintah desa setempat langsung mengirimkan usulan perbaikan kepada Pemkab. Berdasarkan usulan itu, Pemkab melalui Dinas Pekerjaan Umum menjanjikan akan melakukan pembangunan pada 2016 mendatang.
“Katanya sudah dijanjikan akan diperbaiki tahun 2016, tapi kalau bisa diprioritaskan dan disegerakan. Jangan sampai nanti baru dikerjakan akhir tahun atau mundur,” ungkapnya.
Kus Wahyati, warga Sokoagung yang biasa melintasi jembatan, mengatakan, untuk menuju akses jalan kecamatan ia tetap memilih melewati jembatan darurat daripada jalan darurat karena jarak tempuh yang lebih pendek. Namun demikian, ia harus rela turun dari sepeda motor saat berboncengan. (baj)
Berita Terbaru :
- Gelombang Tinggi, Nelayan Kebumen Tinggalkan Perahu di Laut Lepas
- Sejumlah Sirine Peringatan Tsunami di Kebumen Tidak Berfungsi
- Cuaca Ekstrem, Satu Rumah di Kebumen Rusak Parah
- Ibnu Dorong Pemerintah Perhatikan Kesejahteraan Perangkat Desa
- Melalui CJIBF 2025, Gubernur Ahamd Luthfi Janjikan Kemudahan dan Keamanan Investasi
- 50 Personel Polres Kebumen Jalani Tes Urine
- Polres Kebumen Catat 1.039 Pelanggaran Lalu Lintas