• Berita Terkini

    Jumat, 08 Januari 2016

    Dua PNS Purbalingga Menghilang, Diduga Gabung Gafatar

    ADITYA/RADMAS
    PURBALINGGA - Dua PNS di Purbalingga, Praptono Adi dan Widodo Panca Nugraha, menghilang. Kapolres Purbalingga, AKBP Anom Setyadji menyatakan, hilangnya kedua orang tersebut belum terkait langsung dengan ISIS, melainkan kelompok  Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

    "Belum mengarah ke ISIS. Tapi ada kelompok masyarakat yang menyatakan dirinya kelompok 'G'(Gerakan Fajar Nusantara/Gafatar). Tapi kami masih agak sulit mendeteksi karena sekarang yang di Purbalingga sudah bubar," kata Anom, Kamis (7/1/2016).

    Terpisah, Kepala Kesbangpol Purbalingga, Satya Giri Podho menjelaskan, Ormas Gafatar terdaftar dio Kesbangpol. Dari data yang ada, ormas tersebut bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Berbagai kegiatan sosial sempat digelar ormas ini di Purbalingga. "Sata merekrut anggota mereka melakukan audensi di berbagai instansi, termasuk sudah pernah audensi di sini (Kesbangpol, red) juga," ungkapnya.

    Sementara itu, suasana sepi terlihat di sebuah rumah Perum Babakan Baru, Desa Babakan, Kecamatan Kalimanah, Kamis (7/1). Rumah Widodo Panca Nugraha, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Sekretariat DPRD Purbalingga yang dinyatakan hilang itu tidak terlihat adanya aktifitas di dalam rumah tersebut.

    Berdasarkan, informasi dari penjaga malam Kantor DPRD, sebelumnya, Widodo datang untuk lembur ke kantor sekira pukul 17.00 WIB. Saat itu, alumni IPDN ini, sempat menyuruh penjaga malam untuk membeli makan. "Saat itu, dia baru makan tiga atau empat sendok lalu mendapat telepon dari seseorang. Nasi bungkusnya diremas. Setelah itu, dia bilang ke penjaga malam akan pergi. Dia menitipkan kunci kendaraan operasional kantor ke penjaga malam, tapi helmnya dibawa," ungkapnya, sambil mewanti-wanti untuk tidak dikorankan namanya.

    Kemudian, beberapa menit kemudian, Widodo keluar dari kantor. Sebuah mobil sudah menunggu di halaman gedung dan yang bersangkutan lalu masuk mobil tersebut dan sejak saat itu kabarnya tidak terdengar lagi. "Itu kali terakhir yang bersangkutan datang ke kantor. Namun, dari pekerjaannya semua rapi. Administrasinya rampung semua, aset pemkab yang digunakannya dikembalikan semua," katanya.

    Menurutnya, sebelum pemberitaan menghilangnya suami, sang istri terlihat biasa saja. Tak ada tanda-tanda jika suaminya menghilang tanpa kabar berita.
    "Istrinya tidak pernah bercerita apa pun kepada tetangga lainnya. Kalau ada yang tanya kenapa suaminya tidak ada di rumah, dia (istrinya, red) hanya mengungkapkan suaminya sedang diklat di Bandung," jelasnya.

    Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Purbalingga Ir Gunarto menjelaskan, Praptono Adi telah diberhentikan statusnya dari PNS, pada 5 Februari lalu, sesuai dengan surat pengunduran diri yang dikirimkan olehnya.Praptono Adi, sebelumnya telah mengajukan pengunduran diri. Terakhir dia tercata sebagai Sekretaris Kelurahan Kembaran Kulon, Kecamatan Purbalingga. "SK pemberhentiannya sudah ditandatangani Pj Bupati. Yang bersangkutan memang mengundurkan diri," katanya.

    Sedangkan, terkait Widodo, pihaknya tengah memproses sanksi yang akan diberikan. Sebab, berpedoman dengan UU ASN, pihaknya akan memberikan sanksi secara normatif kepada PNS tersebut karena tidak masuk kerja selama lebih dari dua minggu secara berturut-turut. "Sanksi tgerberatnya jika selama 30 hari berturut-turut tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, dia akan diberhentikan statusnya sebagai PNS," jelasnya. (tya)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top