Sutopo Hadi Sudarmo |
Sutopo mengungkapkan, keberhasilannya mengelola sekolah itu bukan semudah membalik telapak tangan. Butuh usaha terus menerus dan tak kenal lelah untuk mencapainya. "Sekolah itu harus dikelola dengan prinsip bisnis, namun kita tak boleh menjadikan sekolah sebagai bisnis dimana kita beharap keuntungan," kata pria yang sudah 13 tahun menjadi pendidik itu.
Itu pula yang dilakukan Sutopo selama ini. Sutopo dikenal seringkali melibatkan warga masyarakat sekitar dalam sejumlah kegiatan, baik lomba-lomba maupun kegiatan jalan sehat dan lain sebagainya. Semua kegiatan itu, ditujukan kepada seluruh warga masyarakat segala usia. "Awalnya saya sempat ditertawakan karena menggelar lomba mewarnai untuk anak PAUD dan TK atau SD. Padahal kami adalah sekolah SMK. Menurut mereka seharusnya yang diundang itu orang tua SMP atau siswa SMP,"kenang suami Sri Murnani (67) itu.
Bagi Sutopo, mengenalkan sekolah tak harus menyasar orang tua atau siswa yang sudah SMP. Justru dengan mengundang para orang tua dan anak SD, Sutopo ingin menanamkan keberadaan sekolah SMK Purnama 2 sejak dini. Dan, itu dilakukan terus menerus bahkan ketika sekolah sudah dikenal oleh masyarakat. Menruutnya, cara itu sering dipakai oleh perusahaan saat mengenalkan produk.
Sejauh ini, upaya Sutopo berhasil. Dengan dukungan penuh segenap guru dan karyawan, SMK Purnama 2 Gombong telah dikenal di masyarakat. Dan, untuk menjaga kepercayaan masyarakat, Sutopo terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana sekolah, termasuk upaya menyalurkan para lulusan sekolah ke dunia kerja. "Lulusan sekolah kami, 60 persen diterima di dunia kerja, 30 persen meneruskan kuliah dan sisanya mandiri," katanya.
Satu lagi mimpi Sutopo, ingin melihat siswa-siswanya dapat menjadi generasi yang tidak saja cerdas namun berbudi luhur. Salah satunya dengan membentengi siswa-siswanya dengan bekal ilmu agama, termasuk nilai-nilai luhur budaya tradisional. Jadi, selain belajar teknik otomotif dan jaringan komputer, para siswa SMK Purnama 2 Gombong juga dibekali kemampuan seni karawitan dan budaya-budaya jawa lainnya. "Saya berharap, para siswa tak sekedar menjadi korban teknologi, namun mereka bisa menghargai seni budaya warisan bangsa sendiri," ujarnya. (cah)
Bagi Sutopo, mengenalkan sekolah tak harus menyasar orang tua atau siswa yang sudah SMP. Justru dengan mengundang para orang tua dan anak SD, Sutopo ingin menanamkan keberadaan sekolah SMK Purnama 2 sejak dini. Dan, itu dilakukan terus menerus bahkan ketika sekolah sudah dikenal oleh masyarakat. Menruutnya, cara itu sering dipakai oleh perusahaan saat mengenalkan produk.
Sejauh ini, upaya Sutopo berhasil. Dengan dukungan penuh segenap guru dan karyawan, SMK Purnama 2 Gombong telah dikenal di masyarakat. Dan, untuk menjaga kepercayaan masyarakat, Sutopo terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana sekolah, termasuk upaya menyalurkan para lulusan sekolah ke dunia kerja. "Lulusan sekolah kami, 60 persen diterima di dunia kerja, 30 persen meneruskan kuliah dan sisanya mandiri," katanya.
Satu lagi mimpi Sutopo, ingin melihat siswa-siswanya dapat menjadi generasi yang tidak saja cerdas namun berbudi luhur. Salah satunya dengan membentengi siswa-siswanya dengan bekal ilmu agama, termasuk nilai-nilai luhur budaya tradisional. Jadi, selain belajar teknik otomotif dan jaringan komputer, para siswa SMK Purnama 2 Gombong juga dibekali kemampuan seni karawitan dan budaya-budaya jawa lainnya. "Saya berharap, para siswa tak sekedar menjadi korban teknologi, namun mereka bisa menghargai seni budaya warisan bangsa sendiri," ujarnya. (cah)
Berita Terbaru :
- Petani Gombong Panen Raya Padi Sistem Corporate Farming
- Gedung Yayasan Pendidikan Fatachul Djayadi Diresmikan
- Bupati Berbagi Pengalaman dengan Siswa SMAN 2 Kebumen
- "Diserbu" Tim Razia, PKL hanya Bisa Pasrah
- Langgar Perdes, Tambang Pasir Tanggulangin Ditutup Paksa
- Sekolah Rakyat di Jawa Tengah Sudah Beroperasi untuk Anak Keluarga Miskin
- Jaga Stabilitas Harga, Ahmad Luthfi Gencarkan Gerakan Pangan Murah