• Berita Terkini

    Kamis, 11 Juni 2015

    Super Sadis, Suami Pukuli Istri dengan Besi hingga Tewas

    Super Sadis, Suami Pukuli Istri dengan Besi hingga Tewas
    WIDARTO/ESKPRES
    PURWOREJO (Purworejo Ekspres) - Sungguh malang nasib yang dialami Yanti (25), warga Dusun Kandang Warak RT 2 RW 4 Desa Pakis Arum Kecamatan Bruno. Ibu dua anak itu tewas setelah dipukuli secara bertubi- tubi oleh suaminya sendiri, Watino (35), Rabu (10/6/2015).

    Sakiyem (65), orang tua Watino, saat ditemui mengatakan, peristiwa tragis itu terjadi pada Rabu (10/6) pagi sekitar pukul 07.30 WIB.  “Saya lagi motong rumput, tiba- tiba ada suara minta tolong dari dapur rumah Watino, setelah saya datang, melihat Yanti sudah terkapar, saya mau masuk ke dapur, tapi dihalang- halangi Watino,” tuturnya.

    Mengetahui telah terjadi tindak kekerasan, Sakiyem kemudian berlari sambil berteriak minta tolong mencari bantuan. Namun upaya Sakiyem dicegah oleh dan dikejar oleh Watino.

    Bahkan beberapa kali Watino memukulinya dengan pipa besi, alat yang juga ia pergunakan Watino untuk memukuli istrinya. Sakiyem pun terjatuh. Beruntung para tetangga mendengar teriakan Sakiyem yang minta tolong. Wargapun berdatangan, dan setelah mengetahui prilaku Watino, yang telah memukuli istrinya hingga terkapar dan ibunya, wargapun langsung meringkusnya.

    “Beruntung saya bisa berlindung di balik pohon cengkeh, bila tidak mungkin akan benasib sama seperti Yanti, dan saya hanya terkena pukulan pada punggung, yang saat ini masih dirasa sangat sakit,” jelas Sakiyem.

    Warga kemudian memeriksa dapur, lokasi dimana Watino melakukan pemukulan terhadap istrinya, dan mendapati Yanti sudah berlumuran darah dan dalam kondisi meninggal. Wargapun akhirnya melapor ke Polsek Kecamatan Bruno, dan Watino langsung diamankan.

    Menurut Sakiyem, Watino mengalami gangguan jiwa (stress) sejak dua tahun lalu, setelah pulang dari Kalimantan. Watino bersama istrinya sempat pergi ke Kalimantan untuk bertransmigrasi, namun entah mengapa tidak lama kemudian, Watino bersama istrinya kembali ke kampung halaman. “Selama ini dia baik- baik saja. Dirumah juga tak pernah bertengkar, namun dia selalu tampak murung, dan kadang menangis sendiri, itu terjadi setelah pulang dari Kalimantan,” tuturnya.

    Pihak keluarga telah mencoba menyembuhkan Watino namun hanya dengan pengobatan alternatif. Dengan beberapa kali diobati, Watino tampak kembali sembuh perti biasanya. Watino bahkan sempat pergi ke Sumatera ikut pamanya untuk mengadu nasib. “Pulang dari Sumatra, ternyata stresnya kambuh lagi. Kadang suka kumat- kumatan,” ungkapnya.
    Sementara itu, Watino, saat ditemui di Mapolres Purworejo mengatakan, dirinya nekat memukuli istrinya lantaran kesal, istrinya tak mau menuruti kemauannya untuk berpuasa. “Dia tidak nurut peraturan saya, saya ajak puasa tidak mau, pas lagi makan, saya pukuli pake pipa,” ucap Watino.

    "Saya juga pukul itu ibu saya (Sakiyem) karena mengatakan sayagila padanya. Padahal saya tidak gila, lalu saya pukuli,” lanjutnya yang mengaku menyesali perbuatannya itu.

    Kapolres Purworejo AKBP Theresia Arsida Septiana melalui Kasat Reskrim Polres Purworejo AKP Andis Arfan SH, saat dimintai keterangan mengatakan, pihaknya melakukan penahanan, sama seperti dilakukan penahanan terhadap pelaku lainya. “Meski diduga stress, tetap kita tahan. Kita akan segera mengirim pelaku ke RSUJ di Magelang untuk dilakukan observasi,”terangnya. Pihaknya akan melanjutkan atau menghentikan penyelidikan perkara jika telah mendapatkan hasil observasi dari RSJ.
    "Kita masih menunggu hasil observasi dari dokter. Jika tidak gila, maka pelaku bakal dijerat pasal 44 ayat 3 UU No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dengan ancaman 15 tahun penjara," tutupnya. (wid)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top