• Berita Terkini

    Minggu, 16 Juli 2023

    Olahan Ganyong "Ampuh Perangi" Stunting

     


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Produk olahan Ganyong dan daun kelor yang dikembangkan oleh Puskesmas 2 Kebumen dinilai berhasil menurunkan angka stunting. Berkat ide brilian tersebut, produk olahan pun masuk peringkat 51 dalam top 99 Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovic) Kemenpan RB. 


    Inovator Produk Olahan Ganyong dan Daun Kelor Wiji Sri Kusumningsih menuturkan awal produk olahan dari kedua bahan tersebut mulai dikenalkan dari Desa Wonosari Kecamatan Kebumen. Ini pada tahun 2020 lalu, yang kemudian direplikasi di lima desa. Selang tiga usai diperkenalkan produk olahan ganyong dan daun kelor, ternyata berhasil menurunkan angka stunting lebih dari 50 persen.


    Dimana prevalensi stunting pada tahun 2020 lalu awalnya 18,31 persen. Kemudian ditahun 2022 berhasil menurunkan kembali hingga 9,15. Sedangkan di tahun 2023 ini Prevelen stunting sudah mencapai 8,66 persen. 


    “Ini prevalensi stunting awalnya 18,31 persen, terus kemudian tahun 2022 turun menjadi 9,15. Artinya dalam waktu dua tahun sudah menurunkan prevalensi stunting 50 persen,” tuturnya, baru-baru ini.

    Dikatakan, untuk bahan bahan pembuatan produk olahan, pihaknya memanfaatkan potensi lokal yang banyak ditemui di Kabupaten Kebumen. Ini seperti halnya tanaman Ganyong dan juga daun kelor yang juga ditanak sendiri oleh para kader binaan. Ini sebagai bahan utama formulasi penanganan stunting. 


    Disampaikannya, para kader desa disini dibina untuk membangun Asuhan Mandiri (Asman), Tanaman Obat Keluarga (Toga) dengan memanfaatkan lahan kosong. Sehingga hasil panennya khusunya ganyong dan daun kelor bisa langsung dimanfaatkan. 


    Terlebih kedua bahan tersebut diketahui mengandung fe atau zat besi serta kalsium yang lebih tinggi daripada kebutuhan gizi balita per 100 gramnya. Ini yang kemudian, olahan dari ganyong dan daun kelor bisa untuk menurunkan angka stunting. 


    “Bahan bahan kami tidak ambil dari luar Kebumen tapi dari lokal. Kebetulan desa Wonosari ada binaan kami yang membangun Asman Toga atau asuhan mandiri toga,” paparnya.

    Sementara itu Kader Kesehatan Desa Wonosari Yuniarti mengatakan saat ini sudah ada empat varian olahan produk dari Ganyong dan juga daun kelor. Bahkan, produk yang dibuat oleh para kader tersebut juga cukup diminati oleh masyarakat Kebumen hingga luar daerah seperti Kalimantan. Karena manfaatnya memang yang luar biasa. 

    Menurutnya, olahan Ganyong dan juga daun kelor ini sangat berpengaruh untuk menurunkan angka stunting. Khususnya di Desa Wonosari yang pada tahun 2020 lalu mencapai 33 kasus stunting dan ditahun 2023 ini, tinggal 2 kasus stunting yang terjadi. 


    “Sangat berpengaruh dari sebelum mengkonsumsi makanan yang mengandung ganyong dan kelor,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top