• Berita Terkini

    Jumat, 17 Maret 2023

    Siswa SDN 1 Wonorejo Tolak Aksi Perundungan di Sekolah


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Perundungan atau bullying merupakan perilaku tidak menyenangkan. Ini baik secara verbal, fisik, ataupun sosial. Hal ini tentunya sangat tidak baik, terlebih jika terjadi di lingkungan pendidikan atau sekolah.


    Untuk mencegah hal tersebut, SD Negeri 1 Wonorejo Karanganyar melaksanakan Gerakan Anti Perundungan (GA) di sekolah . Para siswa dan guru serta Paguyuban Wali Siswa, menggelar Deklarasi Anti Perundungan di SDN 1 Wonorejo, Jumat (17/3/2023).


    Sebelum menggelar deklarasi dilaksanakan pula beragam kegiatan. Ini meliputi, menampilkan kreatifitas siswa dan sosialisasi tentang Gerakan Anti Perudungan atau bullying. Acara juga dihadiri oleh Pengawas TK/SD Kecamatan Karanganyar Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kebumen Sri Suratmi SPd.


    Kepala SD Negeri 1 Wonorejo Ma’rifah SPd MPd menyampaikan untuk kreatifitas siswa dilaksanakan dengan menampilkan berbagai tarian kreasi tradisional. Ini dari kegiatan ekstrakurikuler tari di SD Negeri 1 Wonorejo. “Siswa begitu antusias dan semangat mengikuti kegiatan, meskipun hangat matahari sudah mulai terasa,” tuturnya.

    Adapun terkait sosialisasi, lanjutnya, dilaksanakan dalam rangka mencegah terjadinya perundungan atau bullying di lingkungan SD Negeri 1 Wonorejo 

    diselenggarakan. Gerakan Anti Perundungan (GAP). “Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan lebih menambah kepekaan  sosial siswa yang terjadi di sekolah. Sehingga nilai sosial meningkat,” ungkapnya.

    Dijelaskannya, bullying  biasanya dikenal dengan penindasan. Yakni segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang merasa lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. Ini dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus

    Sedangkan bentuk bullying berupa tindakan atau perilaku negatif, agresif. Ini seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang dilakukan dengan sadar, sengaja dan berulang-ulang.

    “Dampak paling sering akibat perundungan anak adalah reaksi emosional. Ini seperti sedih, marah, cemas dan depresi. Selain itu, anak juga mengalami kesulitan membangun hubungan pertemanan,” paparnya.

    Kegiatan sosialisasi juga diselingi dengan tepuk semangat dan ice breaking lainnya.  Dalam kesempatan tersebut Kepala sekolah Ma’rifah berpesan agar siswa senantiasa saling menyayangi, memanggil teman dengan panggilan yang baik dan terus berkawan, bukan mencari lawan dan juga dapat berprestasi tanpa membully.

    Pengawas TK/SD Kecamatan Karangnayar Sri Suratmi sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan SD Negeri 1 Wonorejo dalam rangka mendeklarasikan Gerakan Anti Perundungan.  Pihaknya juga berpesan agar anak-anak untuk saling menghargai dan menghormati, tidak saling mengejek satu sama lain.


    Adapun Deklarasi Anti Bullying diawali dengan membaca Ikrar Deklarasi Anti Perundungan SD Negeri 1 Wonorejo. Ini Kepala Sekolah dan ditirukan oleh seluruh yang hadir. Kegiatan dilanjutkan dengan penandatangan  deklarasi dalam banner yang sudah disediakan, sebagai komitmen untuk menolak, menghentikan, dan menghilangkan bullying. Kegiatan penandatanganan diawali dari Pengawas TK/SD, kepala sekolah, bapak ibu guru dan staf, paguyuban wali siswa, diikuti oleh anak-anak dari kelas 1-6.

    Para siswa juga antusias menampilakn poster anti bullying. Tujuan dari pembuatan poster pencegahan Bullying untuk mengajak anak-anak ,orang tua, serta seluruh stakeholders sekolah dan lingkungan masyarakat untuk memahami tentang pentingnya sikap saling menghormati. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top