• Berita Terkini

    Minggu, 08 Januari 2023

    Jalan Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Sempor Swadaya


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Warga Dukuh Kalikumbang utamanya yang tergabung dalam Paguyuban Warga Kalikumbang (Pawakal) Desa Donorojo Kecamatan Sempor Kabupaten Kebumen, terpaksa membangun jalan dengan cara swadaya. Ini dikarenakan, kondisi jalan di desa tersebut sudah lama rusak dan tak kunjung ada perbaikan dari Pemerintah.

    Pembangunan jalan dengan panjang 160 meter dan lebar 2 meter itu menghabiskan dana sebesar Rp 35.726.000. Dana bersumber dari iuran Masyarakat setempat.


    Hal itu disampaikan Ketua RT 02 RW 04 Dukuh Kalikumbang Karyono saat ditemui di lokasi, Sabtu (7/1/2023). Menurutnya, alasan warga berinisiatif membangun jalan tersebut, lantaran sudah lama rusak dan cukup memprihatinkan. Padahal, jalan merupakan akses satu-satunya masyarakat untuk menunjang kegiatan ekonomi, pendidikan dan juga kesehatan. 


    “Akses jalan mulus serta mudah dilalui kendaraan merupakan cita cita warga sejak puluhan tahun lalu. Dan saat kini bisa terealisasi, meski dengan cara swadaya dan belum seluruhnya kami perbaiki,” paparnya. 


    Karyono mengatakan sebelum diperbaiki, kondisi jalan cukup memprihatinkan. Apalagi ketika musim hujan, jalan cukup licin dan sulit dilewati kendaraan. Namun, karena keterbatasan anggaran dari masyarakat perbaikain hanya beberapa ratus meter saja.


    “Karena keterbatasan anggaran, kami hanya bisa memperbaiki jalan dengan panjang 160 meter dan lebar 2 meter,” katanya.

    Sementara itu salah seorang warga Supriyanto mengaku bersyukur jalan ini telah perbaiki atas hasil swadaya masyarakat. Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah untuk memberikan kemudahan akses jalan, khususnya bagi warga Kalikumbang. 


    “Kita semua kerja bakti RT 2, terus dibantu juga dari RT lainnya, itu semua dana dari warga perantauan, perantauan RT 2, dan semua membantu," jelasnya. 

    Supriyanto mengatakan, tak sedikit anak anak di Dukuh ini, yang terpaksa putus sekolah hanya gara gara terkendala akses jalan. Terlebih jarak rumah menuju sekolah cukup jauh, atau sekitar 5 KM.


    “Jarak sekolah jauh, dan tidak ada transportasi umum yang masuk ke sini. Mereka yang bersekolah, kebanyakan jalan kaki,” jelasnya.

    Perlu diketahui, jalan tersebut merupakan akses satu satunya penghubung kedua desa yang digunakan masyarakat setempat. Saat musim penghujan, jalan ini sangat licin dan sulit sekali dilalui kendaraan apapun. 


    Kondisi jalan tersebut cukup membuat khawatir para orang tua siswa yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan penyadap getah pinus dengan penghasilan yang tidak menentu. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top