• Berita Terkini

    Sabtu, 08 Juni 2019

    Kematian Pemuda di Sruweng Sisakan Misteri, Warga Minta Otopsi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Seorang pemuda warga Desa Jabres Kecamatan Sruweng, AKI (25), meninggal dunia Kamis malam (6/6/2019) bahkan sudah dimakamkan. Namun,  penyebab kematian AKI masih menjadi misteri dan membuat warga heboh.

    Sampai-sampai, puluhan warga kemudian berbondong-bondong ke balai desa setempat, Jumat (7/6/2019) malam tadi sekitar pukul 21.00 WIB.

    Ada sekitar 70 warga yang datang ke balai desa. Mereka lantas diterima Kepala Desa Jabres, Imam Supriyadi, berikut jajarannya. Tampak juga, sejumlah anggota Polsek Sruweng. Dalam pertemuan ini, warga meminta penjelasan mengenai penyebab kematian korban yang dinilai tidak wajar.

    Baca juga:
    (Polisi Bakal Bongkar Makam Pemuda di Sruweng)

    Kepala Desa Jabres, Kecamatan Sruweng, Imam Supriyadi, ditemui Kebumen Ekspres, mengatakan, pertemuan tadi malam digelar dalam rangka menindaklanjuti perkembangan terakhir peristiwa meninggalnya salah satu warganya, AKI.

    Hingga kemarin, Imam Supriyadi mengakui, penyebab kematian korban masih belum diketahui secara pasti. Hanya kemudian, kematian korban memicu kehebohan di  masyarakat. Ini lantaran ada rangkaian kejadian sebelumnya. Kades lantas menceritakan kronologi peristiwa tersebut berdasar keterangan warga.

    Peristiwa berawal saat korban AKI bersama teman-temannya pada Rabu (4/6/2019) malam merayakan malam Hari Raya Idul Fitri. Ada kesaksian warga, mereka meminum-minuman keras di dukuh Jabres Lor.

    Hingga kemudian, korban malah terlibat perkelahian dengan rekan-rekannya sendiri di dukuh Jabres Kidul. Versi warga, kontak fisik ini terjadi di dekat perlintasan rel kereta api yang tak jauh dari kantor kepala desa setempat. 

    Akibat perkelahian tersebut korban terkapar tak sadarkan diri.   Oleh teman-temannya, korban lantas dibawa ke sebuah rumah kosong, Kamis sore sekitar pukul 16.00 WIB.

    "Korban sempat ditawari pulang, namun korban menolak, hingga rekan - rekannya memindahkan korban ke sebuah rumah kosong, itu informasi dari keterangan saksi," kata Imam Supriyadi saat ditemui Ekspres tadi malam.

    Warga yang kemudian menemukannya, lantas membawa pulang korban ke rumah . Hingga kemudian, pihak keluarga membawa korban ke RS PKU Muhammadiyah Sruweng.

    Sempat mendapat perawatan intensif dari Tim Medis RS PKU Muhammadiyah Sruweng, kondisi korban terus menurun dan meninggal pada Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB. Jenasah korban lantas dimakamkan keesokan harinya.

     "Karena ada informasi korban sempat terlibat perkelahian, kami melapor kepada polisi," kata Kades.

    Namun saat itu, menurut Kades Imam, pihak keluarga korban menolak otopsi dan memilih mengikhlaskan kematian korban. Meski begitu, warga meminta agar kasus ini diusut agar penyebab kematian korban diketahui dengan pasti.

    Apalagi, ditemukan luka di bagian dahi dan kepala bagian belakang korban.

    Dari hasil pemeriksaan medis, luka di jenasah korban tersebut tergolong ringan dan bukan penyebab kematian korban. 

    "Hasil pemeriksaan korban mengalami ruka ringan, dan pada bagian kepala hanya lecet saja, setelah di rontgen kepala korban tidak mengalami keretakan," ujar Kades Imam.

    Apapun itu, pertemuan tadi malam di balai desa menyepakati agar penyebab kematian korban diusut tuntas. Pertemuan menghasilkan kesepakatan, korban akan diotopsi.Termasuk pihak keluarga yang awalnya menolak, kini meminta jenazah korban diotopsi.



    "Disepakati untuk otopsi tapi masih nunggu keluarga korban untuk menyatakan kesanggupan secara tertulis ke pihak kepolisian," kata Imam. (fur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top