• Berita Terkini

    Selasa, 02 Mei 2017

    Mendaki Gunung, Camat di Boyolali Jatuh dari Tebing

    ISTIMEWA
    BOYOLALI – Mengisi libur panjang akhir pekan, Camat Klego Gatot Mardiyanto melakukan hobi lamanya mendaki gunung. Tapi, bukannya bisa refreshing, dia malah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandan Arang, Boyolali karena tulang panggulnya patah, Senin (1/5).

    Warga Jalan Borobudur No 18 Perum BSI RT 03 RW 014, Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali itu mendaki Gunung Merbabu seorang diri sejak Minggu pagi (30/4) melalui pos pendakian Dusun Guolelo, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel atau jalur utara. Nahas, dia terjatuh dari tebing setinggi tujuh meter.

    Kapolsek Ampel AKP Edi Sukamto mewakili Kapolres Boyolali AKBP Aries Andhi menuturkan, setelah menerima informasi adanya pendaki yang terjatuh, anggotanya dibantu relawan dan warga sekitar Gunung Merbabu melakukan pencarian. “Dibagi dua tim. Satu tim menyisir jalur pendakian yang cukup ekstrem,” ujar Edi.

    Dua jam mencari, tim menemukan Gatot dalam posisi berbaring dan kondisi sadar di sekitar Sabrang atau sebelah  timur bendungan Sipendok. Lokasi tersebut berada di ketinggian 1.600 meter di atas pemukaan laut (Mdpl).

    Gatot segera dibawa turun gunung menggunakan tandu menuju pos pendakian Dusun Guolelo. Tim medis dari Puskesmas 2 Ampel bergegas melakukan pemeriksaan fisik Gatot. Dari hasil pemeriksaan medis sementara, Gatot mengalami luka patah tulang pangul akibat terjatuh.

    Istri Gatot, Murti Kusuma Sari mengakui, suaminya memang hobi mendaki gunung. Sebelum ke Merbabu, Gatot juga telah berpamitan kepada Murti.

    Sementara itu, anggota pecinta alam yang kerap mendaki ke Merbabu Ilham Failosof menuturkan, kondisi jalur pendakian melalui Dusun Guolelo, Desa Ngagrong, Kecamatan Ampel masih alami karena belum banyak pendaki melewatinya.

    “Paling banyak masih lewat Selo. Jalur itu bukan jalur resmi pendakian yang ditentukan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM),” ujarnya.

    Secara umum, kondisi jalur pendakian di Dusun Guolelo cukup lebar. Namun, pendaki harus ekstrahati-hati karena jalur berada di perengan tebing. “Jalur menyempit ketika sudah masuk hutan. Di bawahnya (jalur, Red) langsung jurang,” terang Ilham.

    Ditambahkannya, saat pendakian, risiko pasti selalu ada. Apalagi pada musim hujan. Ancaman hujan badai atau terpeleset karena jalur licin menjadi ancaman.
    Karena itu, Ilham menyarankan para pendaki hanya mengakses Gunung Merbabu lewat jalur resmi agar keselamatan lebih terjamin.

    “Kuncinya harus hati-hati. Kalau jalur resmi kan enak, sudah banyak yang melalui dan sudah melalui kajian dari pihak terkait,” ungkap dia. (wid/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top