• Berita Terkini

    Sabtu, 06 Agustus 2016

    Orang Tua Pasien Thalasemia Keluhkan Layanan RSUD Dr Soedirman

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sejumlah orangtua dari anak-anak pengidap thalashemia mengeluhkan layanan RSUD Dr Soedirman Kebumen, yang belum memiliki layanan khusus bagi penderita penyakit kelainan darah. Akibatnya, banyak dari mereka yang memilih berobat keluar Kebumen.

    Hal itu dikatakan oleh Leli, salah satu orangtua pengidap thalasemia, pada acara Silaturahmi Paguyuban Orangtua Pengidap Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Kebumen, di Rumah Makan Sop Ari 2 Kebumen, Kamis (4/8/2016).

    Leli meminta RSUD Dr Soedirman Kebumen agar meningkatkan pelayanan bagi pengidap Thalasemia. Setiap pengidap thalasemia yang berobat, tidak harus menginap, selain juga seyogyanya melengkapi obat-obat yang dibutuhkan pengidap thalasemia. Dia menyontohkan di RSUD Banyumas (Pilot Project RSU Thalasemia Jateng), untuk tranfusi cukup 3 jam, obat yang diterima ada 5 macam, dan ruang tersendiri.

    Karena layanan RSUD Dr Soedirman yang belum memadai, maka dia terpaksa memilih berobat ke RSUD Banyumas. Meski dia bergabung dengan paguyuban POPTI di Kebumen, tetapi lebih sering berobat di RSUD Banyumas.  "Jika berobat di RSUD Soedirman pendaftaran dan pelayanan masih dicampur dengan pasien umum. Sehingga jika mendaftar pagi, maka kita akan pulang setelah waktu shalat  Dhuhur hari berikutnya," ujarna, seraya berharap Pemkab Kebumen mengalokasikan anggaran dari APBD khusus untuk para penderita thalasemia.

    Ketua POPTI Cabang Kebumen, Sobirin, menyayangkan RSUD Dr Soedirman yang belum memasang sejumlah fasilitas di ruang pelayanan. Padahal bantuan tersebut berasal dari sejumlah dermawan. Bantuan dimaksud berupa TV LCD dan AC untuk dipasang di ruang pelayanan RSUD Soedirman tetapi sampai sekarang belum terpasang.  "Sehingga berharap dari Pemerintah Daerah juga akan mendapat perhatian dan bantuan. Ruang khusus memang belum ada tetapi sudah ada dua rungan yang ditulis ruang thalassemia. Walaupun prakteknya dipakai ruang kegiatan lain," ungkapnya.

    Pendiri POPTI Cabang Kebumen dr Budi Satrio MKes, mengatakan meski POPTI telah berdiri di Kebumen, tetapi perjuangannya belum selesai. Pihaknya akan mendorong adanya regulasi daerah dalam peraturan daerah (Perda) tentang Pencegahan dan Pemberantasan Thalasemia (P2 Thalasemia). Sehingga peran dan tanggung jawab masing-masing stakeholder diatur dengan jelas.  "Secara teoritis thalassemia bisa diberantas atau dikurangi karena sudah diketahui penyebabnya dan biaya penapisannya tidak mahal. Tetapi butuh kepemimpinan yang kuat dan dukungan semua pihak," tegasnya.

    Sementara, Dokter Spesialis Anak dr Wahyu SpA, mengajak para orangtua pengidap thalasemia bersyukur karena setelah perjuangan selama tiga tahun, akhirnya sebagian mimpi anggota POPTI sudah terwujud. "Dulu obat-obat ferriproc tidak diberikan penuh sekarang sudah penuh sehingga wajah anak-anak sudah lebih segar dan perutnya tidak buncit lagi," ujarnya.

    Hadir pada acara tersebut, Pendiri POPTI Cabang Kebumen dr Budi Satrio MKes, dr Wahyu SpA, Ketua POPTI Cabang Kebumen Sobirin. Hadir pula Kepala Dinas Kesehatan Rini Suprapto, Direktur RSUD Dr Soedirman Bambang Suryanto, serta sejumlah undangan lainnya.

    Acara silaturahmi tersebut itu dihadiri oleh sedikitnya 150 orang tua dan anak pengidap Thalasemia yang tergabung dalam Paguyuban Orangtua Pengidap Thalasemia Indonesia (POPTI) cabang Kebumen. Pada acara tersebut juga diisi siraman rohani dari Kepala Sekolah Ma’arif 2 Ayah.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top