• Berita Terkini

    Sabtu, 04 Juni 2016

    Menapak Jejak Kenangan Kak Seto di Kebumen

    FUAD/EKSPRES
    Kangen 'Slibon' di Lukulo dan Main Mercon Bumbung

    Bagi Dr Seto Mulyadi Psi MPSi atau yang lebih dikenal dengan nama Kak Seto, Kebumen bukan kota asing baginya. Kak Seto bahkan punya banyak kenangan indah di kota berlambang burung lawet ini. Kunjungannya ke Kebumen pada acara "Parents Gathering (Parenting) With Kak Seto" di Gedung Setda Kebumen, Kamis (2/6) pun membuka kembali lembaran indah Kak Seto tentang Kebumen.
    --------------------------------

    Fuad Hasyim-Kebumen
    ------------------------------

    Kabupaten Kebumen memang tak bisa dilepaskan dari perjalanan hidup Kak Seto. Meski dilahirkan di Klaten pada 28 Agustus 1951, 'darah' Kebumen ternyata mengalir dalam dirinya. Di Kebumen inilah, ayah Kak Seto, Mulyadi Effendi, dilahirkan. Mulyadi Effendi adalah putra dari Eyang Martodimejo, warga Mertokondo Kelurahan Bumirejo Kebumen. Mulyadi Effendi juga masih bersaudara dengan almarhum Gun Effendi, tokoh wartawan senior Kebumen.

    "Saya masih ingat sekali alamatnya Eyang, Jalan Pahlawan Nomor 22 Kebumen," kata Kak Seto sambil ngobrol santai dengan Ekspres di rumah dinas Bupati Kebumen, pagi kemarin.

    Kak Seto menuturkan, saat dia kecil, sering diajak orang tuanya mudik ke Kebumen, terutama pada saat liburan sekolah maupun lebaran.

    Kak Seto mengenang, saat itu Kota Kebumen masih sangat sepi. Jalan-jalan lengang dan kondisinya banyak yang gelap gulita. Bahkan di rumah Eyangnya di Mertokondo, belum ada sambungan listrik.
    "Saya ingat dulu banyak penjual lampu ting warna-warni di pinggir-pinggir jalan, indah suasananya," kata pria yang juga Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

    Selama liburan di Kebumen, Seto kecil rupanya tak hanya berdiam diri saja di rumah eyangnya. Berbagai sudut kota Kebumen ia jelajahi. Kadang jalan kaki, atau naik dokar bersama-sama rekannya. Bersama saudara maupun anak seusianya di lingkungan rumah eyangnya, Seto bahkan kerap bermain di Sungai Lukulo untuk mencari ikan hingga berenang.

    "Saya suka ciblon (berenang-red) di Lukulo, wah senang sekali saat itu. Airnya masih bersih dan jernih, seger sekali pokoknya. Bisa berjam-jam saya disitu," ucap Kak Seto sambil tertawa.
    Selain 'slibonan', ada satu kegiatan lain yang disukai Kak Seto, yakni bermain mercon bumbung. Mercon berbahan bambu ini menjadi salah satu favorit Kak Seto ketika berlebaran di Kebumen.
    Di Kebumen juga, Kak Seto juga mendapat bekal pendidikan, moral dan nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan eyang putrinya melalui dongeng. Dongeng tentang si kancil, cindelaras maupun kisah fabel lainnya mengalir dari mulut eyang putri ketika Kak Seto dan saudara-saudaranya hendak beranjak tidur.

    "Kita saat itu ngumpul bareng, terus Eyang putri ndongeng. Beliau pandai sekali mendongeng, jadi kami merasa nyaman dan damai," kenang Kak Seto yang memiliki saudara kembar Kresna Mulyadi.
    Menurut dia, mendongeng tak hanya sebagai pengantar tidur, tetapi juga bermanfaat untuk membentuk karakter anak.

    ”Dongeng menyimpan kekuatan dalam kata-kata yang digunakannya. Daripada menggunakan kekerasan fisik seperti mencubit atau menjewer, dongeng jauh lebih efektif untuk  membentuk perilaku dan nilai-nilai dasar yang penting bagi perkembangan karakter anakk,” ucap pencipta karakter si Komo, Belu, Ulil dan lainnya.

    Melalui kisah-kisah dongeng, anak-anak mendapatkan berbagai informasi maupun menambah wawasan maupun daya imajinasi. Lewat mendongeng pula komunikasi antara orangtua dan anak akan lebih efektif.

    "Ini yang seharusnya dibiasakan orangtua, mendongeng punya kekuatan ajaib untuk membentuk karakter maupun mengubah perilaku anak," tutur putra pasangan Mariati dan Mulyadi Effendi yang pernah memimpin Nakula Sadewa, sebuah yayasan bagi anak kembar di Indonesia.

    Pada kunjungannya ke Kebumen, Kamis (2/6), Kak Seto menyempatkan diri bersilahturahmi ke rumah Mbah Daroesman di Gang Bogowonto Kebumen. Disana, Kak Seto ditemui Ibu Surasih Gun Effendi, istri Gun Effendi dan Sri Gunarti Effendi, adik kandung Gun Effendi. Ikut pula Sri Winarti, putri Gun Effendi. Gun Effendi yang merupakan wartawan senior Kebumen ini adalah sepupu jauh Kak Seto.

    Kesempatan itu digunakan Kak Seto untuk melepas kangen dengan saudara-saudaranya di Kebumen.
    "Kalau ke Kebumen pasti saya sempatkan mampir ke rumah saudara, silahturahmi sekaligus melepas kangen," ucapnya.

    Silahturahmi keluarga ini berlangsung hampir satu jam. Perbincangan berjalan hangat dan akrab. Di Bogowonto, Kak Seto juga menyempatkan makan siang. Dia terlihat senang sekali saat disuguhi tempe. "Ini makanan favorit saya, sehat dan bikin awet muda," kata dia.

    Di usianya yang sudah 65 tahun, Kak Seto terlihat masih sehat. Wajahnya bahkan terlihat jauh lebih muda dari usia sebenarnya. Ternyata Kak Seto punya resep 'awet muda'. Selain menjaga pola makan, olahraga rutin juga selalu ia lakukan.

    Bahkan Kak Seto mengaku masih mampu push up sebanyak 80 kali. "Saya push upnya tak hanya di lantai atau tanah saja lho, di aspal pun masih kuat," tutur Kak Seto yang memulai karir di dunia anak-anak dengan menjadi asisten Pak Kasur ini. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top