• Berita Terkini

    Kamis, 11 Februari 2016

    Kemampuan Membaca dan Pemahaman Anak Berbeda

    agung/ekspres
     USAID Prioritas Hibahkan 200 Paket Buku
    PURWOREJO--Kemampuan anak dalam membaca dan memahami apa yang dibaca berbeda. Jika disamakan dalam kosep pengajarannya, menjadikan anak-anak yang rendah serapannya akan ketinggalan. Untuk itu guru harus memiliki pola yang berbeda dalam memberikan pendidikan.

    Hal itu terungkap dalam Lokakarya Buku Bacaan Berjenjang yang diadakan USAID Prioritas Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Purworejo di Ruang Riptaloka, Kompleks Dindikbudpora, Selasa (9/2). Kegiatan diikuti Kepala UPT Pendidikan se-Kabupaten Purworejo dan Pengawas SD serta dimaksudkan untuk memberikan sosialisasi program bacaan berjenjang, finalisasi data penertima dan perencanaan pelatihan gugus.

    "Sayangnya untuk mendukung konsep pengajaran itu belum didukung adanya buku bacaan berjenjang. Sehingga yang terjadi, guru masih pukul rata dalam memberikan pengajaran kepada anak, padahal kemampuan serapannya berbeda-beda," ujar Saiful Huda Shodiq, Teacher Training Officer USAID Prioritas Jawa Tengah.

    USAID PRIORITAS yang concern dengan dunia pendidikan di Indonesia merasa tergerak untuk memberikan buku bacaan berjenjang kepada anak, utamanya kelas kecil atau kelas 1,2 dan 3 di Kabupaten Purworejo baik di sekolah dasar maupun madrasah Ibtidaiyah.

    Sebagai langkah awal, dalam waktu dekat USAID Prioritas akan memberikan 200 paket buku kepada 178 SD dan 22 MI dari 24 Kelompok Kerja Guru (KKG) di 16 kecamatan yang ada. Setiap paket terdiri dari 600 buah buku. "Buku yang diberikan itu konsepnya sepertiIqro untuk bisa cepat mengenal dan membaca Quran. Tapi bedanya Iqro intu hanya
    sebatas melancarkan bacaannya, karena bahasa asing. Tapi untuk buku yang kita berikan ini, selain anak dituntut lebih cepat membaca tapi dia juga akan cepat memahaminya," imbuh Saiful.

    Ditambahkannya, kemampuan pemahaman dari bacaan akan bermanfaat bagi anak saat mereka berada di jenjang pendidikan atau kelas yang lebih tinggi. Selama ini, anak lebih suka dengan pertanyaan yang simpel dan kurang bisa memahami soal yang cenderung kepada soal cerita.

    "Anak itu lebih mudah memahami ilmu pasti, padahal di Matematika contohnya ada soal-soal cerita. Jika soal itu dibolak-balik anak bingung karena mereka tidak memahami soal yang sebenarnya," tambahnya.

    Terkait hal itulah, dalam lokakarya yang digelar kemarin itu, USAID Prioritas mengajak Kepala UPT Pendidikan dan Pengawas untuk merencanakan pelaksanaan sosialisasi ditingkat UPT dengan harapan saat guru menerima buku hibah telah bisa menerapkannya.

    Kepala Dindikbudpora Purworejo, Muh Wuryanto mengaku senang denganadanya hibah buku dari USAID Prioritas itu. Selain menjadi salah satu daya dukung peningkatan mutu pendidikan anak juga bisa menggairahkan anak untuk belajar.

    "Buku itu adalah guru yang tidak bisa marah. Dari buku anak akan belajar banyak. Apalagi buku-buku itu tampilannya sangat menarik sehingga anak memancing anak untuk membacanya," ujar Wuryanto. (baj)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top