• Berita Terkini

    Sabtu, 19 Desember 2015

    Warga Kebulusan "Panen" Ikan di Tengah Banjir

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Banjir yang merendam area persawahan di Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan, ternyata juga membawa berkah tersendiri bagi sebagian warga setempat.  Pasalnya adanya banjir tersebut membuat beberapa warga memanen ikan.

    Area persawahan Desa Kebulusan hampir selalu tergenang banjir setiap tahunnya. Samping area persawahan terdapat lapangan desa yang juga turut terendam. Jika hujan terjadi dimalam hari hingga menimbulkan banjir maka di lapangan desa tersebut akan terdapat banyak ikan.

    Khariri (40) warga RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Kecamatan Pejagoan  mengatakan, kegiatan mencari ikan yang dilakukan masyarakat saat banjir kerap dilakukan. Ikan yang berkumpul dilapangan tersebut berasal dari berbagai sumber aliran air. Lokasi tahan lapang yang rata membuat para penjala  mudah untuk mendapatkan ikan. “Sini tanahnya rata, sehingga saat ikan terperangkap dijala akan sulit keluar,” tuturnya kepada kebumenekspres.com, Rabu (16/12/2015).

    Dijelaskannya, ikan yang terdapat di lapangan desa saat terendam banjir pun terdiri dari barbagai ukuran. Bahkan ada ikan lele dumbo yang mencapai ukuran tiga kilogram. Rata –rata penjala mampu mendapatkan ikan hingga 5-7 kilogram. “Kemungkinan untuk area persawahan yang lain juga banyak terdapat ikan, namun para penjala lebih memilih di lapangan dengan  alasan kemudahan,” katanya.
    Sementara itu H Sodiman (55) petani warga setempat mengatakan, banjir yang melanda area persawahan kemungkinan akan membuatnya mengalami kegagalan kedua kalinya dalam menyebar benih padi. Pasalnya jika air tak kunjung surut kemungkinan benih padi yang sudah mulai tumbuh akan mati dan busuk. “Saya sudah menyebar benih dua kali, dan kemungkinan ini akan busuk kembali,” terangnya.

    Kondisi sawah lanjutnya, memang sering terendam banjir saat musim hujan.  Padahal telah dilakukan pengerukan pada drainase sawah. Meskipun demikian drainase tersebut ternyata tidak dapat menampung debit air. Sehingga banjir pun terjadi. “Dulu oleh pemerintah desa telah dilakukan pengerukan drainase, namun tetap saja banjir,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top