• Berita Terkini

    Rabu, 23 Desember 2015

    Lestarikan Tyto Alba, Atasi Hama Tikus dengan Musuh Alami

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kebumen mendorong para petani untuk menanggulangi hama tikus dengan musuh alami. Selain ramah lingkungan, penanggulangan hama dengan musuh alami juga menghemat tenaga dan biaya.

    Salah satu caranya adalah dengan melestarikan keberadaan burung hantu Tyto Alba dengan membangun Rumah Burung Hantu (Rubuha). Tyto Alba merupakan jenis burung hantu pemakan kan tikus. Burung  hantu tersebut merupakan musuh alami tikus dan merupakan sahabat bagi para petani.

    Kepala Distanak Kebumen Ir Pudji Rahayu mengatakan dari data yang ada, tahun 2012-2015 hama tikus dapat berkurang 50 persen. Hal itu setelah digalakkannya pembuatan rubuha di area pesawahan. "Maka dari itu kita mendorong para petani untuk membuat rubuha secara swadaya," tuturnya kepada Ekspres, beberapa waktu lalu.

    Menurutnya, setiap hari seekor Tyto Alba memangsa dua hingga tiga ekor tikus. Dengan begitu maka sepasang burung tersebut, dapat memangsa 180 ekor tikus di setiap bulannya. Kelebihan lainnya perkembang biakan burung tyto alba tergolong cepat. Sepasang tyto alba dapat bertelur hingga sembilan butir dalam setiap kali reproduksi. "Saat ini di Kebumen tercatat sudah ada 902 rubuha, dari jumlah tersebut 318 diantaranya sudah berpenghuni," katanya.

    Dijelaskannya, sifat burung tyto alba merupakan jenis burung teritorial. Maka setelah dewasa anak burung tyto alba akan meninggalkan sarangnya. Burung ini juga merupakan spesies burung yang tidak bisa membuat sarang, maka perlu dibangun rubuha untuk sarang burung tersebut."Rubuha diletakkan di sawah-sawah. Beberapa petani kini sudah dapat merasakan manfaatnya pembangunan rubuha," paparnya.

    Pudji Rahayu menambahkan, melihat pentingnya kelestarian burung tyto alba maka pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menggangu habitat burung karnivora itu. Dengan menjaga kelestariannya dirapkan MT 1 tahun 2016 ini akan berhasil dengan baik. "Untuk saat ini yang masih jarang dibangun rubuha adalah Kecamatan Bonorowo, mayoritas sawah di area tersebut merupakan rawa-rawa," ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top