![]() |
IMAM/EKSPRES |
Murid yang mengikuti ujian sabuk dari Hitam ke Kuning sebanyak 40 peserta. Dari Kuning ke Biru 42 peserta dan dari Hitam ke Merah 4 peserta. Proses ujian diawali dengan upacara yang dilanjutkan dengan pengambilan sabuk di lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nyai Agung Somagede. Makam terletak sekitar 1,5 kilometer dari tempat upacara.
Dalam perjalanan menuju makam, para peserta harus melewati pos-pos penjagaan yang juga menjadi tempat ujian untuk menuju tahap selanjutnya. Ujian kenaikan tingkat tersebut juga dihadiri oleh Ketua IKSPI Cabang Kebumen Serda Misti yang juga merupakan personil Kodim 0709/Kebumen. Serda Misti menjadi murid IKSPI angkatan 16.
Dari pantauan Ekspres, di Pos I para peserta di ujian Teknik Dasar Jurus Pengembangan (Hwajen) dan Teknik Dasar Kombinasi (Toanta). Pada Pos II peserta harus lulus mengusai teknik pernafasan atau Chi Kung.
Sedangkan di Pos III merupakan pos terakhir sebelum menuju makam. Di makam tersebut para peserta harus menemukan sabuk yang sebelumnya telah diletakkan secara acak di area pemakaman. Dalam proses pencariannya, peserta hanya dibekali lima batang korek api. “Ujian meliputi, kekuatan fisik, mental dan penguasaan gerakan-gerakan, serta pernafasan,” tutur Penasehat Perguruan IKSPI Cabang Kebumen Waris Sugiarto SPd.
Dijelaskannya, Pergurun IKSPI mengajarkan Kung-Fu atau Kuntauw, yaitu seni bela diri tradisional rakyat China. IKSPI kali pertama didirikan di Madiun 15 Januari 1980 oleh R Totong Kiemdarto. Di Kebumen IKSPI kini telah memiliki sebanyak 13 ranting yang tersebar di kecataman. “Untuk ujian kali ini merupakan siswa angkatan 121,” paparnya.
Waris Sugiarto menambahkan, ujian dilaksanakan tampa ada kekerasan. Selain itu tidak ada pembetulan dalam ujian. Peserta yang melakukan kesalahan akan mendapatkan sanksi positif seperti menghafal gerakan dan latihan fisik. Selain sebagai bekal, mempelajari bela diri juga penting untuk kebugaran dan kesehatan. “Di IKSPI uxia murid minimal 12 tahun atau setara dengan kelas I SLTP,” ucapnya, sembari mengucapkan selamat kepada para peserta. (mam)
Dari pantauan Ekspres, di Pos I para peserta di ujian Teknik Dasar Jurus Pengembangan (Hwajen) dan Teknik Dasar Kombinasi (Toanta). Pada Pos II peserta harus lulus mengusai teknik pernafasan atau Chi Kung.
Sedangkan di Pos III merupakan pos terakhir sebelum menuju makam. Di makam tersebut para peserta harus menemukan sabuk yang sebelumnya telah diletakkan secara acak di area pemakaman. Dalam proses pencariannya, peserta hanya dibekali lima batang korek api. “Ujian meliputi, kekuatan fisik, mental dan penguasaan gerakan-gerakan, serta pernafasan,” tutur Penasehat Perguruan IKSPI Cabang Kebumen Waris Sugiarto SPd.
Dijelaskannya, Pergurun IKSPI mengajarkan Kung-Fu atau Kuntauw, yaitu seni bela diri tradisional rakyat China. IKSPI kali pertama didirikan di Madiun 15 Januari 1980 oleh R Totong Kiemdarto. Di Kebumen IKSPI kini telah memiliki sebanyak 13 ranting yang tersebar di kecataman. “Untuk ujian kali ini merupakan siswa angkatan 121,” paparnya.
Waris Sugiarto menambahkan, ujian dilaksanakan tampa ada kekerasan. Selain itu tidak ada pembetulan dalam ujian. Peserta yang melakukan kesalahan akan mendapatkan sanksi positif seperti menghafal gerakan dan latihan fisik. Selain sebagai bekal, mempelajari bela diri juga penting untuk kebugaran dan kesehatan. “Di IKSPI uxia murid minimal 12 tahun atau setara dengan kelas I SLTP,” ucapnya, sembari mengucapkan selamat kepada para peserta. (mam)
Berita Terbaru :
- 8.523 Kades dan Lurah se-Jateng Antusias Sambut Peluncuran Koperasi Merah Putih
- Ahmad Luthfi Optimistis 50% Koperasi Merah Putih di Jateng Beroperasi pada 2025
- Demi Ekonomi Keluarga, Program Magang ke Negeri Sakura menjadi Asa Para Pemuda
- Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja, Pemprov Jateng Seleksi Ratusan Peserta Magang ke Jepang
- Pariwisata Olahraga di Jateng Terus Menggeliat, Perekonomian Meningkat
- Ahmad Luthfi Sebut Transaksi Soloraya Great Sale 2025 Sudah Tembus Rp7 Triliun
- Ditinjau Ahmad Luthfi dan Zulkifli, Inilah Potensi Ekonomi KDMP Sumbung Boyolali