• Berita Terkini

    Senin, 05 Juni 2023

    HST Ajak Wisatawan Nikmati Pesona Sungai Lukulo hingga Lantai Samudera

     


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Beragam kisah menarik dan juga pengetahuan alam yang dapat diperoleh dari perjalanan susur Sungai Lukulo hingga ke Lantai Samudera di Karangsambung. Dimana kisah dari perjuangan masa lalu hingga mengetahui keanekaragaman bebatuan.



    Jembatan Tembana Sungai Lukulo salah satunya. Dibalik fungsinya sebagai penghubung trasportasi, terdapat banyak kisah dalam pembangunan jembatan tersebut. 

    “Mungkin kita sudah puluan atau bahkan ratusan kali melewati Jembatan Tembana Kebumen, namun belum tentu kita mengerti kisah-kisah yang melatarbelakangi pembangunan jembatan Tembana,” tutur Teguh Hindarto salah satu pemandu Historical Study Trips (HST) kepada media baru-baru ini.


    Belum lagi, lanjutnya, pemandangan  Sungai Lukulo yang mengelok melintasi di bawah jembatan. Pemandangan sangat indah dengan penampakan batu-batu yang memperlihatkan jejak kepurbaan. Keanekaragaman jenis batuan di kawasan Utara Kebumen yakni Karangsambung, Sadang sesungguhnya menyimpan teks pengetahuan geologis.


    “Hal itulah yang melatarbelakangi karena Historical Study Trips kembali mengadakan kegiatan study trip sesi ke-9. Ini dengan mengambil tema, "Dari Sungai Luk Ula Hingga Lantai Samudra". Kegiatan yang dipandu oleh Teguh Hindarto dan Chusni Ansori serta Rizki,” katanya.


    Pada kegiatan kali ini, lanjut Teguh, peserta diajak untuk memahami latar belakang sejarah Jembatan Tembana yang dibangun oleh insinyur GA Pet pada tahun 1871. Selain itu juga melacak keberadaan Sungai Lukula yang telah disebutkan dalam naskah Bujangga Manik dari Abad 17 Ms.


    Setelah peserta mendengar penjelasan naratif historis dan Geologis Lukulo serta melihat keindahan "drie boogbrug" (jembatan tiga lengkung) dari Jembatan Tembana, peserta diajak berkonvoi kendaraan motor dan mobil menuju Kawasan Geodiversitas BRIN Karangsambung untuk memahami sejarah keberadaan dan  aneka ragam kekayaan geologis batuan Karangsambung.

    Perjalanan berakhir menuju Sadang di mana terdapat bukti geologis pertemuan antara Lempeng Samudra Hindia Australia dengan Benua Eurasia yaitu di Kali Muncar Desa Seboro Kecamatan Sadang. Masyarakat lokal menyebutnya sebagai "watu kelir". “Sementara kalangan geologist menyebutnya sebagai  lantai samudra yang terangkat,” paparnya.

    Kegiatan berakhir dengan makan siang dan menikmati kesejukan udara di Selo Asri yang memperlihatkan hamparan perbukitan dirimbuni hijau pepohonan. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top