• Berita Terkini

    Jumat, 26 Mei 2023

    Usir Wabah Ternak, Warga Peniron Gelar Tolak Bala "Ruwat Dadung"


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Masyarakat Desa Peniron Kecamatan Pejagoan mempunyai kearifan lokal tersendiri dalam menangkal wabah penyakit untuk hewan ternak. Ini dilakukan dengan menggelar Ruwat Dadung. Yakni memberi doa-doa khusus pada dadung atau tali ternak.


    Ruwat Dadung dilakukan sebagai penangkal atau agar hewan ternak tidak terserang penyakit LSD yang kini tengah mewabah. Dimana di Kebupaten Kebumen sendiri, banyak sekali hewan ternak sapi  yang terjangkit penyakit tersebut.


    Ruwat Dadung merupakan tradisi lokal  desa setempat. Ini diadakan setiap tiga tahun sekali. Proses ruwatan dilakukan oleh Dalang Wayang Kulit. Ruwat Dadung diawali dengan pentas wayang kulit dan kenduri tumpengan disepanjang Jalan Desa Peniron. 


    Beragam jenis dadung dari para peternak setempat dikumpulkan untuk di doakan oleh sang Dalang. Sebelum kemudian dibawa pulang untuk digunakan sebagai pengikat terhadap hewan ternak masing-masing warga. 


    Tradisi ruwatan ini merupakan peninggalan nenek moyang masyarakat Desa Peniron, yang terus dipercaya secara turun-temurun hingga kini. Terlebih, dengan munculnya beberapa wabah penyakit yang menyerang ternak warga. Maka masyarakat dengan petunjuk dari para sesepuh mengadakan kegiatan ruwat dadung dengan harapan bisa terbebas dari wabah penyakit dan mara bahaya yang melanda pada hewan ternaknya.


    Sesepuh Desa Peniron Siswoyo menyampaikan tradisi Ruwat Dadung merupakan peninggalan nenek moyang. Alam dan seisinya diciptakan oleh Alloh SWT dengan isi yang sangat beragam.


    Masyarakat Peniron sendiri percaya kalau ada yang memelihara isi alam ini. Seperti halnya Nabi Sulaiman yang menjaga semua hewan. “Sekarang sedang mewabah penyakit hewan, salah satunya LSD, masyarakat dengan petunjuk dari para kasepuhan melaksanakan Ruwat Dadung,” tuturnya, baru-baru ini, didampingi Sekretaris Desa Peniron Kasidin.

    Dengan, ruwatan, lanjutnya, diharapkan wabah penyakit yang sekarang ini sedang merajalela dapat segera mereda atau bahkan lenyap. Ruwatan sendiri merupakan warisan dari nenek moyang yang selalu dijaga hingga kini. “Dengan senantiasa menjaga tradisi dan budaya maka ikatan kerukunan juga akan selalu terjaga dan lestari,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top