• Berita Terkini

    Jumat, 09 September 2022

    "Puan Hijab", Brand Asal Kebumen Mampu Tampil di Eropa


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-  Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh brand fashion asal Kebumen. Dialah Puan Hijab, meski brand lokal ini masih dibilang seumur jagung, namun siapa sangka dengan karya busananya yang unik, Puan Hijab mampu mempromosikan produknya sampai ke Eropa, tepatnya di Paris, Prancis.


    Pemilik atau Owner dari Brand Puan Hijab, yakni Yusuf Toha Al Kahfi dan Mida Gita Fitria yang merupakan pasangan suami istri ini tak hentinya menyampaikan rasa syukur atas kerja kerasnya menekuni dunia desainer busana muslim hingga membawanya sampai ke negara yang menjadi pusat fashion dunia.


    Ya! Yusuf dan Mida baru saja pulang dari Eropa setelah mengikuti ajang fashion show yang diadakan oleh Indonesia Fashion Chamber (IFC) di Paris. Ia berada di Eropa selama seminggu dari 30 Agustus sampai 4 September 2022. Di sana ia membawakan busana muslim yang menceritakan Indonesia.


    "Di ajang fashion show di Paris kemarin kita membawakan busana muslim dengan motif anyaman pandan khas Kebumen dan Motif Dieng Banjarnegara, dan Luk Keris, kita menceritakan Indonesia melalui busana dengan warna hijaunya yang melambangkan kesuburan, dan kemakmuran," ujar Mida saat ditemui di rumahnya di Kuwarasan, Kebumen, Rabu 7 September 2022.


    Ia menyebut, Puan Hijab menjadi satu-satunya brand busana di Jawa Tengah yang dipilih IFC untuk ikut fashion show di Paris. Tidak hanya itu, dari 20 desainer yang mengikuti, Puan Hijab menjadi satu-satunya brand yang membawakan busana muslim di kancah Eropa. Ia merasa senang mampu perkenalkan Kebumen dan Dieng kepada masyarakat Eropa.


    Terlebih kata Mida, ia merasa dirinya merupakan orang baru yang belum lama menggeluti dunia desainer untuk busana Muslim. Terhitung Puan Hijab mulai membangun usaha desainernya pada 2021 atau satu tahun. Di waktu yang masih sangat dini ini, nyatanya ia sudah diberi kesempatan manggung di Eropa. 


    Lalu bagaimana perjalanan kariernya hingga bisa ke Eropa? Mida bersama suaminya menceritakan awal mula mereka bisa pergi ke Eropa setelah mengikuti fashion show di Jakarta pada April 2022 lalu di ajang Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2022. Dimana Puan Hijab membawa konsep Bercerita Indonesia.


    "Waktu di MUFFEST+ kita mengusung tema Bercerita Indonesia kita ingin menampilkan keragaman dan keindahan Indonesia melalui busana. Nah! 


    Yang kita tampilkan waktu itu tentang Kebumen kita bercerita soal Lukulo, Batik Tanuraksan, Jenitri, Lawet dan Anyaman Pandan," ujar wanita kelulusan Universitas Muhammadiyah Purwerejo ini.


    Dari tampil di Jakarta, entah kenapa kemudian Puan Hijab dipilih IFC untuk bisa ikut tampil dalam acara fashion show di Paris. Padahal selama berdiri Puan Hijab baru ikut fashion show selama tiga kali. Dua kali di Yogyakarta, satu kali di Jakarta, dan terakhir untuk keempat kalinya tampil di Eropa. 


    Tidak hanya itu, Mida sejatinya bukanlah orang yang sejak awal punya bakat sebagai seorang desainer. Puan Hijab yang ia bangun awalnya hanya sebuah toko online yang ia buat untuk mempromosikan produk milik orang lain berupa kerudung. Ia mulai membangun bisnis online pada 2019 lalu dengan fokus penjualan kerudung.


    "Awalnya Puan Hijab itu reseller kerudung, kita jual produk orang lain, kerudung kan termasuk peminatnya banyak dan motifnya beragam. Jadi kita jualin tuh punya orang, ibaratnya kita jadi reseller," terangnya.


    Tak puas di situ, Mida bersama suaminya terpikir untuk membuat desain kerudung sendiri, akhirnya ia belajar kursus desain di Yogyakarta pada 2020 lalu. Setelah itu, ia mencoba keberuntungan untuk membuat kerudung sendiri dengan menciptakan brand Puan Hijab. 


    Hingga akhirnya singkat cerita kini bukan hanya kerudung, tapi Puan Hijab juga membuat busana muslim yang anggun dan unik dan digemari ribuan orang.


    "Mungkin ini soal keberuntungan karena awalnya nggak kepikiran mau jadi desainer. Saya ini cita-citanya jadi penulis. Saya sudah dua kali bikin novel tapi tidak laku, sudah saya cetak ikut seminar di kampus-kampus Jogja tapi tidak laku. Jadi waktu hidup di Jogja itu kita sampai jual es jual kacang bungkus itu kita jalani," ucap wanita jurusan SI Bahasa Indonesia ini.


    Kini dengan brand Puan Hijabnya, Mida dan Suami sudah mampu mengkaryakan masyarakat sekitar. Setidaknya ada 100 orang yang membantu Mida untuk menjahit busana rancangannya. Ia percaya Tuhan memberikan jalan dengan caranya sendiri, yang terpenting tidak putus asa. (fur/al)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top