• Berita Terkini

    Selasa, 20 September 2022

    Cegah Longsor, Warga Sempor Gunakan Dana Desa Perbaiki Talud Rusak


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Untuk mencegah terjadinya tanah longsor Desa Kenteng Sempor memperbaiki sejumlah tanggul yang rusak. Dimana, pembangunan tersebut dilakukan di tiga titik. Ini dengan total anggaran sebesar Rp 27 juta yang diambil dari Dana Desa. 


    Kades Kenteng Mustolih saat ditemui awak media mengatakan pembangunan talud dilakukan di tiga titik. Yakni di Dukuh Lor dan Dukuh Krajan dengan panjang 12 meter tinggi dua meter. Selain itu di Dukuh Karangsambung dengan panjang 25 meter dan tinggi satu  meter. Hal itu, dilakukan untuk persiapan dan penanganan memasuki musim penghujan. 


    Menurutnya, perbaikan tanggul memakan anggaran sebesar Rp 27 juta. Diambilkan dari anggaran Perubahan PPKM Dana Desa, yang belum terserap karena kondisi yang sudah mulai membaik. Apabila, tanggul tersebut tidak segera ditangani, maka dikhawatirkan akan memakan badan jalan. Padahal jalan yang dimaksud merupakan akses satu satunya masyarakat di pedukuhan tersebut. 


    “Sumber dananya dari Dana Desa pengalihan kegiatan PPKM, karena kena bencana kemarin. Kalau tidak segera ditangani tentu badan jalan yang akan hilang,” katanya, Senin (19/9/2022).


    Dikatakan, untuk pembangunan ditargetkan akan memakan waktu selama lima hari. Sehingga, saat musim hujan tiba, tanggul telah siap untuk mengalirkan air dan telah pula dilakukan pencegahan longsor. 


    Terlebih, Desa Kenteng masuk dalam zona merah daerah rawan longsor di wilayah Sempor. Untuk itu diharapkan dengan pembangunan tersebut, masyarakat yang berada di lokasi sekitar bisa aman dari ancaman tanah longsor, serta akses jalan tidak terputus. 

    “Harapannya, jalannya lebih aman karena ini akses jalan satu-satunya di wilayah RT 01 RW 05. Nanti kalau tidak ditangani dikhawatirkan berdampak longsor. Karena Kenteng masuk zona merah di wilayah rawan longsor di Kecamatan Sempor,” jelasnya.

    Sekedar informasi saja, Kecamatan Sempor memiliki 16 desa. Dari jumlah tersebut 13 diantaranya termasuk rawan pergerakan tanah. Ini meliputi Bejiruyung, Bonosari,  Donorojo, Jatinegoro, Kedungjati,  Kedungwringin dan Kenteng. Selain itu, Desa Pekuncen, Sampang, Semali, Sempor, Somagede dan Tunjungseto. Adapun tiga yang tidak terdaftar rawan yakni yakni Kalibeji, Selokerto dan Sidoharum. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top