• Berita Terkini

    Selasa, 26 Juli 2022

    Senyum Lebar Dhesti Sambut Musim Layangan

     


    Produksi Ribuan Per Musim, Tetap Eksis di Tengah Gempuran Gadge


    Datangnya musim kemarau disambut gembira sejumlah warga Kebumen. Khususnya mereka para penggemar layang-layang. Ya, musim kemarau menjadi waktu yang tepat menerbangkan layang-layang. Dan selalu ada yang menarik soal hobi layangan ini. Seperti apa?

    ------------------

    IMAM WAHYUDI, Sruweng

    -------------------

    Cerita menarij itu salah satunya dari  Dhesti Widi Harsanti, seorang warga  Dukuh Sokawera RT 02 RW 03 Desa Trikarso Kecamatan Sruweng.


    Ya,  Dhesti Widi Harsanti termasuk salah satu orang yang paling bahagia menyambut musim layang-layang. Uniknya, Dhesti Widi Harsanti tak sekedar senang menerbangkan layang-layang.


    Meski perempuan, ia merupakan produsen layang-layang. Omzet penjualannya pun mencapai jutaan rupiah. Dalam kesehariannya, wanita muda ini, dibantu oleh suaminya berprofesi sebagai pembuat layang-layang. 


    Berawal dari hobi, wanita berkulit putih ini kini mampu membuat ribuan layang-layang, yang dipasarkan melalui media sosial. Harga yang ditawarkan pun murah meriah. Untuk satu buah layang-layang dibanderol Rp 1500. Tak heran, hasil karya Dhesti laris manis


    Yang cukup unik, Dhesti Widi Harsanti memanfaatkan lidi bukan bambu, sebagai bahan baku untuk pembuatan layang layang. Menurutnya, lidi lebih enteng dan memudahkan layang layang untuk terbang. Selain itu bahan baku lidi di daerahnya cukup banyak dan melimpah. 

    <
    p>

    Pihaknya berharap, di tengah gempuran gadget, permainan layang layang bisa lestari dan diminati anak anak. Karena menurutnya bermain layang layang adalah permainan yang menyehatkan. 


    “Awalnya waktu saya masih kecil, beli layangan itu sangat sulit ya terus saya mainnya sama teman teman cowok. Teman-teman cowok pada bikin layangan dari bambu kebetulan saya nggak bisa saya coba coba pakai lidi dan jadilah layangan begitu. Mulai nekuni serius itu dari tahun 2015 awalnya dari plastik bekas saya jual di SD Rp 500, kok laku terus saya mencoba serius memakai plastik yang baru,” tuturnya.


    Dalam pemasarannya, Dhesti Widi Harsanti juga memanfaatakan aplikasi tiktok. Hal ini membuat layangnya mendapatkan pesanan hingga luar Kabupaten Kebumen. Bahkan luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Timur.

    “Saya main tiktok, Alhamdulillah sampai ke luar kota hingga sampai Jogja, Kendal, Semarang dan yang paling jauh yakni Kalimantan Timur,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top