• Berita Terkini

    Rabu, 27 Juli 2022

    Bantuan Jamban Di Jateng Ubah Pola Hidup Sehat Masyarakat

    (kebumenekspres.com) GROBOGAN - Bantuan stimulan jamban di Jawa Tengah mampu mengubah prilaku sehat masyarakat. Salah satunya di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan.


    Dulunya, perilaku buang air besar sembarangan (BABS) warga Desa Lebak sangat tinggi. Mereka memilih buang air besar ke sungai, kebun (lahan liar) dan sebagian menumpang di rumah kerabat atau tetangga.


    Kebiasaan itu mengakibatkan kerawanan penyebaran penyakit yang disebabkan lingkungan tidak bersih. Namun, kondisi tersebut mulai membaik setelah mendapat bantuan stimulan jamban di tahun 2020.


    Rasmo, warga Desa Lebak menyampaikan bahwa bantuan stimulan jamban mampu mengubah kebiasaan buruk dalam buang air besar.


    "Iya terus terang saja, sebelumnya saya buang air besar terpaksa di sungai. Setelah dapat bantuan sekarang sudah nyaman," katanya, Rabu (27/7/2022).


    Ia menceritakan susahnya sebelum memiliki jamban di rumahnya. Saat hendak buang air besar, harus ke sungai yang berada di sekitar rumahnya. Repotnya saat malam hari atau dalam kondisi hujan.


    "Iya kalau malam susah tapi bagaimana lagi. Waktu hujan juga susah. Dulu sering sekali ketemu hewan liar seperti ular," paparnya.


    Sekarang, Rasmo bersyukur, bantuan stimulan jamban membuat hidupnya dengan keluarga lebih sehat dan nyaman.


    "Alhamdulillah sekarang lebih nyaman. Mau buang air besar kapan saja nyaman. Iya, lebih sehat," imbuhnya.


    Kepala Desa Lebak, Kasman menyampaikan bahwa bantuan stimulan jamban di desanya menyasar ke 283 kepala keluarga di tahun 2020. Dan, saat ini hampir semua warganya sudah memiliki jamban di masing-masing rumahnya.


    "Semua (bantuan) sudah terealisasi. Ini sangat signifikan (kesadaran hidup sehat), dengan adanya jambanisasi karena warga kami sebelumnya memakai pola lama buang air besar di sungai, lahan liar, sembarangan. Sekarang sudah pada tempatnya," ujarnya.


    Kesadaran hidup sehat yang didukung sarana jambanisasi itu, dapat mengurangi kerawanan penyebaran penyakit di desanya.

    "Kalau dulu terutama musim kemarau, itu sungai kering. Jadi, yang buang air besar sembarangan itu membuat lingkungan tidak nyaman," imbuhnya.

    Sementara, Arif Kurniawan, Sanitarian Puskesmas Grobogan mengungkapkam bahwa kesadaran hidup sehat masyarakat karena jambanisasi mampu mengurangi penyebaran penyakit yang disebabkan lingkungan kotor.

    "Kalau dulu penyakit yang disebabkan lingkungan kotor itu di dua besar untuk Kecamatan Grobogan. Tapi dengan adanya jambanisasi ini penyakit itu turun di rating empat. Di nomor satu masih ISPA," paparnya.

    Secara rinci, Arif menjelaskan bahwa lima besar penyakit rawat jalan di Puskesmas Grobogan, di antaranya ISPA jumlah 511 pasien, hipertensi 232 pasien, Myalgia 161 pasien, Dyspepsia 106 pasien dan Gastritis 78 pasien.

    "Sebelumnya Dyspepsia di urutan kedua, sekarang sudah menurun di urutan empat," tandasnya.

    Data Dinkes Jateng tercatat bantuan stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 sampai sekarang, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban.

    Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon. Dan bahkan Pemprov Jateng juga akan membagikan 7.181 ribu paket jamban gratis pada 2022.(rls/wil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top