• Berita Terkini

    Selasa, 17 Mei 2022

    Hari Hipertensi Sedunia, Deteksi Dini PTM


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Setiap tahun yakni pada  17 Mei masyarakat dunia memperingati Hari Hipertensi  Sedunia. Meski tidak menular, namun hipertensi sendiri merupakan penyakit yang cukup berisiko. Adanya Hari Hipertensi tersebut diharapkan dapat menjadi peringatan bagi masyarakat untuk melaksanakan deteksi dini terhadap resiko (Penyakit Tidak Menular) 

    .

    Dalam hal ini diharapkan masyarakat dapat mengingat pentingnya pengukuran tekanan darah secara berkala. Ini baok pengukuran secara mandiri maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.


    Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kesehatan Masyarakat (P2Kemas) pada Dinas Kesehatan Kebumen dr Aurina Widya Hapsari menyampaikan pengukuran tekanan darah secara mandiri dapat dilakukan dengan alat tensimeter digital. “Hari Hipertensi Sedunia diharapkan sebagai pengingat pentingnya melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala. Baik pengukuran secara mandiri maupun di fasilitas pelayanan kesehatan,” tuturnya, Selasa (17/5/2022).


    17 Mei, selain diperingati sebagai Hari hipertensi sedunia, juga sebagai dimulainya gerakan deteksi dini terhada faktor resiko PTM. Ini meliputi  pemeriksaan antropometri atau pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, pengukuran tekanan darah, gula darah, pemeriksaan IVA sebagai skrining kanker leher rahim/kanker serviks). “Selain itu sadanis aatu pemeriksaan payudara klinis yang  dilakukan tenaga medis, untuk skrining kanker payudara, serta pemeriksaan tajam penglihatan dan tajam pendengaran,” ungkapnya.


    Untuk penderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus dapat melakukan pemeriksaan rutin. Gerakan deteksi dini faktor resiko PTM tersebut dapat dilakukan di tempat kerja yang ada sarana pemeriksaan kesehatannya. Selain itu juga fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama serta jejaringnya. Ini seperti puskesmas pembantu, posyandu, posbindu PTM dan di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.


    Sebelumnya dr Aurin juga menyampaikan terkait Hepatitis Akut Misterius yang hingga kini belum diketahui epistemologinya. Selama ini Hepatitis sendiri yang sudah diketahui terbagi menjadi lima yakni Hepatitis A, B, C, D dan E. Sedangkan Hepatitis Akut Misterius berbeda dari kelima Hepatitis yang ada.


    “Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menyerang hati. Secara umum masyarakat menyebut dengan penyakit kuning,” ungkapnya.


    Hingga kini belum jelas apakah itu disebabkan oleh Adeno Virus atau Virus Corona. Penyakit tersebut tergolong menular. Ini baik melalui kontak , makanan maupun udara. Untuk itu penting sekali menggunakan masker,  mencuci tangan dan jangan menggunakan peralatan makan bersama.  “Di Indonesia sendiri tercatat 15 penderita. Tiga diantaranya meninggal dunia,” katanya.

    Terkait dengan hal Hepatitis Akut Misterius, WHO telah mengkategorikan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April lalu. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top