• Berita Terkini

    Selasa, 17 Mei 2022

    2022, Kasus Stunting di Kebumen Turun 3 Persen


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Pemkab Kebumen masih terus berupaya memerangi tingginya kasus stunting. Kabar baiknya, kerja keras itu mulai menunjukkan hasil. Kendati secara umum masih tergolong tinggi, kasus stunting mulai menunjukkan penurunan.


    Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, jumlah stunting di Kabupaten Kebumen pada 2021 sejumlah 8572 kasus terhadap balita. Jumlah balita di Kebumen yang tercatat ada sebanyak 70.645 balita.

    Dari jumlah itu, angka stunting terhadap balita pada 2022, mengalami penurunan 12,13 persen atau sekitar 3 persen. Berbagai upaya pun terus dilakukan oleh pemerintah agar stunting turun hingga di bawah 10 persen.

    "Alhamdulillah di Jawa Tengah penurunannya kita paling cepat. Ini sudah turun 3 persen, dan kita targetkan turunnya bisa di bawah 10 persen, saat ini masih 12,13 persen," ujar Bupati saat menggelar rapat penanganan Stunting di Pendopo Kabumian, Selasa (17/5/2022)

    Rapat penanganan stunting itu turut dihadiri oleh Kepala Bappeda, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Kemenag Kebumen, Ketua TP PKK Kebumen, para camat, kepala puskesmas, kepala desa, kepala KUA, dan lain-lain dari lintas sektoral.

    Menurut Bupati, penanganan stunting harus dilakukan sejak dini, sejak bayi masih dalam kandungan. Kesehatan ibu hamil harus benar-benar dijaga dengan asupan gizi yang seimbang. Sehingga saat lahir, bayi dalam keadaan sehat, dan terus dilakukan penambahan gizi.

    "Harus dimulai sejak dini, kesehatan ibu hamil dan bayinya itu penting. Jangan sampai asupan gizi si ibu ini kurang, sehingga berdampak pada bayinya. Makanya penanganan itu harus dari dini, saat sudah lahir asupan gizinya pun harus diperhatikan," jelasnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang P2 Kesmas, Dinkes PPKB Kebumen dr Aurina Widya Hapsari selaku pelaksana kegiatan menambahkan stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi, terutama pada 1.000 hari kehidupannya.  "Tidak hanya menghambat otak dan tubuh anak, anak stunting juga beresiko mengalami wanprestasi di sekolah, kegemukan dan rawan terserang penyakit," terangnya.

    Ia menyebut upaya yang dilakukan Pemkab dalam mencegah angka kenaikan stunting adalah dengan memperbaiki pola asuh anak, pola makan, serta menciptakan sanitasi yang bersih dan sehat. Agar ini terwujud, keluarga butuh dukungan dari semua pihak.

    "Pemerintah sudah menyiapkan program untuk menurunkan stunting, di antaranya merevitalisasi Posyandu, untuk perbaikin gizi dan tumbuh kembang anak. Melatih para petugas kesehatan agar bisa mendidik masyarakat," ujarnya.

    Tidak hanya itu, pemerintah juga aktif memberikan tablet tambahan darah bagi ibu hamil, pemberian vitamin A, pemberian obat cacing, dan juga program imunasi. Termasuk memberikan bantuan pangan yang sehat bergizi kepada masyarakat. (fur)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top