• Berita Terkini

    Kamis, 17 Maret 2022

    Melihat Aktivitas Bupati Arif di Tengah Bencana di Kebumen


    Rela ke Daerah Pelosok, Pastikan Korban Bencana Tertangani dengan Baik




    Tak kurang dari 51 desa yang tersebar di 18 kecamatan dihantam bencana dalam dua hari terakhir.  Tak hanya mengganggu aktivitas warga, bencana juga merenggut nyawa seorang anak di Kecamatan Adimulyo. Kondisi ini tentu tak lepas dari pantauan Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto. Bupati Arif, selama tiga hari terakhir, terus memantau memastikan penanganan bencana berjalan dengan baik. Seperti apa?

    ----------------------------

    A SAEFURROHMAN, Kebumen

    ---------------------------

    DI tengah genangan air kecoklatan yang masih menggenani rumah warga dan tempat ibadah, kekhusyukan dalam memanjatkan doa semakin bertambah dari para korban banjir di shelter pengungsian Desa Kedungweru Kecamatan Ayah.

    Terlihat satu relawan kemanusiaan, dengan baju yang sedikit basah terlihat mengumandangkan adzan di Kantor Desa Kedungweru. Tanpa pengeras suara, suara merdu panggilan sholat seketika membuat hening selter pengungsian diantara kesibukan sejumlah relawan yang tengah memasak di dapur umum untuk makan malam.


    Begitu suara adzan magrib dikumandangkan pengungsi dan relawan terlihat antri mengambil air wudhu, tak terkecuali Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto, meski seorang relawan mendahulukannya untuk berwudhu, dengan kerendahan hati seorang pejabat bupati tetap mendahulukan anak-anak yang sedang mengantri terlebih dahulu.

    "Sudah silahkan," kata Bupati Arif sembari mempersilahkan seorang anak remaja untuk mengambil air wudhu.

    Ya, sebagai orang nomor satu di Kabupaten Kebumen dan pemimpin kota beriman, bupati langsung menempatkan diri menjadi imam shalat Maghrib dan Isya. Jamaahnya tampak khusyuk meski beberapa jamaah masih mengenakan baju basah.

    Kejadian itu merupakan rangkaian, Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH bersama pimpinan OPD mengunjungi lokasi pengungsian banjir di beberapa selter pengungsian, tinjauan dilakukan mulai dari Kecamatan Puring, Buatan dan Kecamatan Ayah, Rabu (16/3/2022)

    Bupati mengatakan, kunjungan ini untuk mengecek langsung dan memastikan kondisi penanganan banjir di lokasi pengungsian serta kebutuhan tercukupi. Kecamatan Ayah menjadi wilayah yang paling parah di Kebumen, kemudian Rowokele, Adimulyo, dan juga Prembun. Bupati minta masyarakat untuk siap siaga.

    "Kita ingin memastikan penanganan kebencanaan banjir ini tertangani dengan cepat. Alhamdulillah, semua warga yang terdampak sudah dievakuasi di tempat pengungsian. Ada beberapa kecamatan yang terdampak parah seperti Ayah, Rowokele," katanya.

    Berdasarkan laporan yang diterima, Bupati menyebut semua warga yang terdampak banjir di Kebumen sudah dievakuasi. Di Desa Kedungweru setidaknya ada 1292 pengungsi yang sudah dievakuasi di desa ini. Mereka diungsikan karena rumahnya terendam air setinggi 1 meter.

    "Kebutuhan untuk para pengungsi sudah kita siapkan, dari obat-obatan, makanan dan juga peralatan kebersihan. Semua unsur pemerintah juga kita libatkan dalam penanganan ini, baik itu Dinkes, Dinsos, BPBD yang sudah sejak dini hari bertugas di lapangan bersama PMI, TNI dan Polri, serta para relawan kemanusian yang juga terlibat," terangnya.

    Bupati menyebut ada satu orang korban meninggal dunia, yakni anak umur 3 tahun di desa Arjosari, Adimulyo. Kemudian banyak barang-barang milik warga yang tidak bisa dipakai karena banjir. Kemudian hewan ternak, dan hasil pertanian seperti padi dan tanaman sayuran lainnya.

    Untuk padi yang sudah panen dan masih ada di sawah bupati meminta untuk diselamatkan di RMU atau tempat penggilingan dan pengeringan padi modern di Kutowinangun. Pihaknya juga sudah meminta RMU untuk memfasilitasi semua petani padi yang terkena dampak banjir agar hasil panennya bisa diselamatkan dengan dikeringkan. "Nanti Disperindag akan mendata para petani yang padinya basah karena banjir baik yang sudah panen ataupun yang masih di sawah agar bisa diselamatkan di RMU untuk dikeringkan. Pihak RMU juga sudah kami hubungi mereka siap memfasilitasi bahkan bisa dijual di situ," terangnya.

    Selain itu, Bupati juga sudah memerintahkan tiap-tiap camat untuk membuat posko penanganan sebagai pusat koordinasi dan pusat penanganan bantuan. "Ini statusnya sudah darurat karena hampir semua wilayah di Kebumen terendam banjir," jelas Bupati.


    Safari Bupati tak hanya berhenti di situ. Bupati Arif bersama sejumlah pimpinan OPD, dan juga BPBD dan PMI kembali turun ke lapangan untuk memantau situasi pasca hujan deras pada Selasa dini hari (15/3) yang menyebabkan banjir, longsor dan jembatan rusak di beberapa titik.

    Pada kunjungan keduanya, Rabu (16/3) Bupati mendatangi jembatan rusak yang menghubungkan Desa Weton Kulon dan Desa Pesuruan di Sungai Telomoyo, Puring. Jembatan beton tersebut terlihat putus tidak bisa lagi digunakan oleh warga untuk menyebrang. "Saya sudah minta Dinas PUPR untuk berkoordinasi dengan BNPB karena ini kebencanaan, maka ini masuk ranah BNPB," ujar Bupati.

    Tidak hanya itu, Bupati juga meninjau empat lokasi titik longsor di desa terpencil di Kecamatan Ayah, yakni Desa Kalibangkang, Telegosari, Argosari, dan Desa Argopeni. Longsor membuat akses jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut terputus.

    "Di wilayah pegunungan Ayah, di sisi selatan ini banyak terjadi longsor karena hujan deras. Longsor menutup jalan seperti di Kalibangkang, Tlogosari, Argosari dan Argopeni yang menghantam rumah warga sampai temboknya jebol. Ini terus kita pantau agar cepat tertangani," ujar Bupati.

    Bupati menyebut, pihaknya sudah menyiapkan alat berat untuk membersihkan lumpur yang berada di jalan. Beko atau alat berat itu sudah berada di Tlogosari, dan langsung digunakan  bekerja untuk penanganan kebencanaan agar cepat teratasi. 

    Disampaikan bahwa hujan deras di Kebumen telah menyebabkan banjir di 18 kecamatan dan 56 desa. Begitu juga tanah longsor yang berada di 36 desa, serta 2 jembatan rusak di puring dan Ayah. Banjir bukan hanya melanda dataran rendah. Namun juga di dataran tinggi Ayah.

    "Seperti di Kalibangkang ini, karena letaknya ada di cekungan, meskipun ini dataran paling tinggi warga ada yang kebanjiran air masuk berkumpul di sini. Kedalamannya sampai 2 meter. Jadi kemarin mereka pada ngungsi, alhamdulillah sekarang sudah surut, tinggal bersih-bersih," jelasnya.

    Menurut laporan warga, Bupati menyatakan, banjir saat ini menjadi yang terparah dalam beberapa puluh tahun terakhir. Ayah disebut menjadi kecamatan terparah. Bupati juga kembali menyempatkan diri melihat tempat pengungsian ke Kedungweru yang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Rabu malam.

    "Alhamdulillah sudah surut, masyarakat sebagian sudah pulang untuk bersih-bersih rumah. Jumlah pengungsi tinggal sekitar 400, yang tadinya ada 1292 jiwa. Saya mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena musim hujan, dan Alhamdulillah tadi Pak Ganjar sudah datang, paling tidak sudah bisa membuat warga tersenyum," jelasnya.


    Bupati memastikan, semua kebutuhan makanan pokok untuk para pengungsi beserta obat-obatan dan alat pembersih diri, serta peralatan tidur tercukupi. Pemerintah juga turut dibantu dari para relawan baik dari Muhammadiyah, NU, PMI dan lain sebagainya. Bantuan sembako juga terus diberikan pemerintah kepada para korban banjir. (*)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top