• Berita Terkini

    Senin, 06 September 2021

    Sektor Wisata Limbung, Pemerintah Diminta Ijinkan Obwis Kembali Buka

     


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Dampak Pandemi Covid-19 dan PPKM Darurat telah benar-benar memukul dunia pariwisata di Kebumen. Akibat pandemi berikut kebijakan pemerintah, pengelola wisata kesulitan menutup biaya operasional yang tetap harus dikeluarkan. Selain itu, penutupan destinasi wisata ini juga berdampak pada ribuan pekerja wisata dan ratusan UMKM yang ada di destinasi.


    Ketua Forum Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Kebumen, Taufik Hidayat menyampaikan, sejak pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PPKM sangat berdampak kepada pelaku wisata. Karena destinasi wisata tidak diperbolehkan untuk beroperasi. Akibatnya tidak ada pemasukan namun operasional dan perawatan wahana wisata tetap dilakukan.

    "Selama pandemi ini sudah sepi pendapatan menurun, ditambah PPKM ini kami benar-benar tidak ada pemasukan padahal operasional tetap berjalan dan karyawan tetap harus mendapat gaji," katanya.


    Kondisi itu membuat para pengelola wisata sangat memprihatinkan, karena mulai kesulitan dalam melakukan pembiayaan perawatan berbagai macam wahana, serta pembiayaan listrik. Selain itu di sisi lain promosi wisata harus tetap dilakukan, padahal anggaran yang ada saat ini sudah menggunakan tabungan kas untuk perawatan wahana.

    "Yang menjadi kendala kami adalah perawatan yang kami lakukan, karena selama tidak beroperasi tidak ada pemasukan sama sekali, ditambah lagi biaya listrik rutin yang harus kami bayar, disisi lain untuk wisata kami tetap dilirik pengunjung tentunya kami butuh promosi," kata Taufik yang juga Pengelola wisata Brujul Adventure Park (BAP) Desa Peniron Kecamatan Pejagoan.


    Hal senada juga dikeluhkan Adi Primantoro, salah satu pengelola wisata Pentulu Indah di Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen. Adi mengatakan selama PPKM ini pemasukan nyaris tidak ada. Hal itu dikarenakan penutupan lokasi wisata selama PPKM dan minimnya jumlah pengunjung.

    "Selama pandemi ini nyaris tidak ada pemasukan, jika biasanya banyak warga luar kota datang dan bercamping untuk menikmati sunrise saat ini hanya warga lokal sekitar desa saja," ujarnya.

    Adanya keluhan itu para pengelola wisata berharap badai Pandemi Covid-19 ini segera berlalu. Selain itu pemerintah untuk membuka objek wisata meski dengan penerapan protokol kesehatan.  "Kami ingin destinasi wisata dibuka. Kami siap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," katanya, Senin (6/9)

    Selain itu, Taufik menambahkan, dampak pandemi ini banyak sektor wisata yang seakan hidup segan mati tak mau. Pasalnya kondisi destinasi wisata selama pandemi ini pengelola hanya sanggup dalam taraf pemeliharaan wahana. Sementara untuk kegiatan branding dan promosi kesulitan dalam anggaran. Untuk itu, Taufik berharap adanya perhatian dari pemerintah dalam mensupport kegiatan promosi wisata daerah yang dikelola oleh Pokdarwis maupun desa.

    "Untuk memasarkan pariwisata kita butuh branding dan pemasaran, disini kendala kami, kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk membantu dalam sektor pemasaran dan promosi destinasi wisata," pungkasnya. (Fur) 



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top