• Berita Terkini

    Selasa, 14 September 2021

    Namanya Mbah Susah, dan Hidupnya Memang Benar-benar Susah....


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)- Nama aslinya Sudarsono. Namun, ia lebih kerap dipanggil Mbah Susah. Memang hanya nama panggilan, namun faktanya hidup Sudarsono benar-benar susah. Bagaimana tidak.


    Sudah lima terakhir, kakek warga Dukuh Plesung di RT 02, RW 02,  Desa Karangrejo, Kecamatan Petanahan itu tinggal di gebuk reot berukuran 3×2 meter. Sudah begitu, tempat tinggal itu berdiri di atas lahan pekarangan warga. Dan, selama ini Sudarsono hidup sebatang kara tanpa ada keluarga yang menemaninya.


    Jangankan kasur empuk, rumah bak kandang ayam itu tak ada perabotan berharga, selain papan kayu untuk ia tidur dan meja dekil tempat menaruh makanan dari belas kasihan masyarakat.


    Apa yang menimpa Sudarsono kemudian terdengar oleh Bupati Kebumen Arif Sugiyanto. Bupati kemudian bergegas mendatangi rumah Sudarsono,  Selasa (14/9). Guyuran hujan deras siang kemarin tak menghalangi Bupati Arif melihat langsung kondisi warganya tersebut. Bupati ditemui Sudarsono yang kemarin bertelanjang dada karena tak tahu akan kedatangan tamu orang nomor 1 di Kebumen.



    "Memang kondisinya memprihatinkan, jadi masih ada warga kita yang hidup sebatang kara seperti halnya Mbah Sudarsono. Mereka hidup sendiri bertahun-tahun di tempat yang sangat tidak layak pakai. Secepatnya ini menjadi perhatian bersama," ujar Bupati

    Tak hanya itu, kondisi kesehatan Sudarsono pun butuh perhatian mendesak. Fisiknya terlihat lemah, kedua matanya selama puluhan tahun sakit terkena katarak. Bahkan,  Sudarsono tidak bisa melihat. 

    Bupati Arif menyatakan, tadinya sempat ada rencana untuk dibuatkan rumah layak huni untuk Mbah Sudarsono. Namun, karena kepemilikan tanah yang bukan haknya, dan kondisinya yang sebatang kara tanpa keluarga, maka Bupati memutuskan agar Mbah Susah diasuh oleh pemerintah melalui Dinas Sosial.

    "Jadi kita putuskan untuk kita bawa oleh Dinsos, kita asuh di panti. Saya ucapkan terima kasih kepada warga dan kepala desa yang selama ini sudah ikut membantu Mbah Susah yang hidup sebatang kara ini. Ini adalah tanggung jawab pemerintah untuk memberikan perhatian kepada warganya yang hidup dalam kesusahan," jelas Bupati. 

    Sementara itu, itu kepada wartawan koran ini Mbah Sudarsono mengaku selama ini ia hidup sendiri. Matanya terkena katarak sudah lebih dari 10 tahun. Sejak orang tuanya meninggal Mbah Sudarsono hanya menghandalkan hidup pemberian warga. Bahkan jika tidak ada yang memberikan makanan ia terpaksa harus berpuasa. "Ya makanan dikasih, kalau nggak ada makanan ya puasa, pernah 3 hari nggak makan," katanya menggunakan bahasa Kebumenan. 

    Turiah (70) mengatakan, rumah yang ditinggali Mbah Sudarsono merupakan bangunan dari warga RT setempat diatas tanah miliknya. Melihat kondisi Mbah Sudarsono yang sebatang kara ia bersama tetanga lain yang sering memberikan makanan dan minum. "Kalau rumah dibangunkan RT, diatas tanah milik saya, seringnya hanya dikasih makan dan minum, rokok, karna warga juga sibuk tidak sempat mengurus hanya kasih makanan saja," katanya dengan bahasa jawa. 

    Turut mendampingi Bupati Kebumen kemarin, Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama, sejumlah pimpinan OPD, dan Sedulur Kebumen. (fur)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top