• Berita Terkini

    Rabu, 09 Juni 2021

    Ganjar Dorong Balai Litbang Vektor Salatiga Jadi Pusat Tes Genome Squencing di Jateng

    Gubernur Ganjar Pranowo melihat pengujian sampel pasien suspect Covid-19 di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP), Salatiga, Rabu (9/6).


    (kebumenekspres.com) SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendorong Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga menjadi pusat tes genome squencing di Jateng. Sebab selama ini, pengetesan untuk mengetahui jenis varian baru Covid-19 itu masih mengandalkan Jakarta dan Jogja.

    Hal itu disampaikan Ganjar saat meninjau lokasi itu pada Rabu (9/6). Ganjar menegaskan, secara infrastruktur dan sumber daya manusia, tempat itu siap digunakan sebagai pusat tes genome sqiencing.

    "Saya kira penting tempat ini dijadikan pusat genome squencing. Maka nanti saya akan koordinasi dengan pak Menkes untuk membantu peralatan baru di tempat ini," kata Ganjar.

    Sebenarnya lanjut Ganjar, Balai Litbang Vektor Salatiga sudah memiliki alat sejenis untuk tes genome squencing. Tapi alatnya masih alat lama dan belum bisa menyelesaikan secara holistik, cara kerjanya masih parsial. Jadi butuh waktu banyak untuk pengetesan.

    "Makanya kami harap bisa diselesaikan di sini, sehingga ndak harus dikirim ke Jakarta atau ke UGM (Jogja). Tenaganya di tempat ini profesional, tempatnya bagus dan infrastrukturnya sangat mendukung," jelasnya.

    Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga lanjut Ganjar merupakan salah satu tempat tes PCR terbesar di Jateng. Dalam sehari, tempat itu bisa menyelesaikan 600 hingga 700 sampel PCR.

    "Bahkan pada waktu-waktu tertentu, bisa mencapai 900. Jadi tenaga dan infrastrukturnya disini lengkap kalau ditambah dengan alat tes genome squencing," ucapnya.

    Keberadaan pusat pengecekan varian baru Covid-19 di Jateng itu lanjut Ganjar sangat mendesak. Pasalnya, dengan melonjaknya kasus Covid-19 di Jateng, maka perlu diketahui apakah ada varian baru.

    "Ini perlu kita ketahui, apalagi tadi di RS Paru Ario Wirawan saya mendapat laporan, ada usia 24 tahun, positif Covid-19 tanpa komorbid dan meninggal dunia. Ini kan perlu diketahui ada apa, ini jenis penyakit apa, sebahaya apa. Ini yang coba kita petakan. Mudah-mudahan ini terealisasi, sehingga treatmen kita nanti tidak keliru," pungkasnya.

    Sementara itu, Kepala B2P2VRP Joko Waluyo mendukung usulan Ganjar tersebut. Menurutnya, pihaknya siap dijadikan pusat pengetesan varian baru Covid-19 di Jateng.

    "Kami siap, semuanya siap. Hanya memang kurang alatnya. Sebenarnya kami punya, tapi perlu dilengkapi dengan whole genome squencing. Alat kita sekarang ini masih parsial, jadi perlu nyambung-nyambung dan pengetesan memakan waktu lama," pungkasnya.(rls)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top