• Berita Terkini

    Kamis, 17 Juni 2021

    Ekspor Porang ke China Berhenti, Harga Anjlok


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Harga porang kini anjlok hanya Rp 6.500 perkilogramnya. Padahal di  Juni umumnya harga sudah tembus Rp 8.500 perkilogramnya. Salah satu yang menjadi alasan turunnya harga yakni pemberhentian ekspor ke China. Padahal pemasaran porang hingga kini memang 70 persen ke China. 


    Adanya penurunan harga yang drastis tersebut tentunya membuat petani resah. Para petani beharap harga akan kembali normal. Sehingga mereka dapat merasakan keuntungan dari pertanian umbi yang kaya akan glukomanan tersebut.


    Diminta menanggapi hal tersebut, salah satu pergiat porang Akif Fatwal Amin menyampaikan penurunan harga disebabkan kerana adanya penghentian sementara pengiriman/Ekspor Porang ke China. Hal ini terkait dengan HS Code dan standar mutu yang masih dipermasalahkan oleh Pemerintah China. “Hal itu sesuai dengan penjelasan wakil Menteri Perdagangan RI dalam beberapa forum,” tuturnya, Rabu (16/6/2021). 


    Akif menyampaikan jika Wakil Mentri Perdagangan RI Jerry Sambuaga di beberapa forum telah menyampaikan terkait masalah penghentian sementara ekspor porang  ke China. HS Code yang digunakan untuk pengiriman Porang ke China untuk diselaraskan, dibuat satu HS Code.


    Selama ini terdapat dua versi HS Code. Dimana  ada yang menggunakan 07141011 dan ada yang menggunakan 12129990. Selain itu juga untuk menselaraskan standar mutu produk chip Porang. 


    “Dengan dihentikannya ekspor porang ke China walau sementara tentunya sangat berpengaruh terhadap harga porang di tingkat petani. Karena sekitar 70 persen ekspor porang Indonesia sementara ini adalah ke China,” ungkapnya.


    Adanya kejadian tersebut, dalam pandangan Akif, justru bisa membuktikan keunggulan Komoditas Porang. Jika tidak atau belum cocok dengan harga musim panen sekarang, tentunya jangan dipanen dulu. Biarkan umbi porang di tanah hingga musim panen tahun berikutnya.


    “Umbi porang akan tumbuh lagi dan akan semakin membesar. Coba kalo komoditas lain,  seperti pepaya, jeruk atau jambu. Tentunya kalo saatnya dipanen kok tidak dipanen, maka akan membusuk bahkan bisa menjadi penyakit tumbuhan tersebut. Ini sangat berbeda dengan porang," tegasnya.


    Akif juga mengimbau agar para petani porang khususnya petani muda untuk melek informasi. Ini agar tidak mudah diombang ambingkan oleh keadaan. Jika persoalan ekspor telah selesai tentunya harga akan kembali normal. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top