• Berita Terkini

    Minggu, 11 April 2021

    TBC Lebih Berbahaya dari Covid-19


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Meski kini tengah dilanda Pandemi Covid-19, namun penyakit Tuberkolosis (TBC) ternyata lebih berbahaya. Untuk itu, masyarakat diimbau selalu waspada dan tidak boleh lengah. Indonesia sendiri merupakan negera dengan temuan penderita TB terbanyak.


    Di luar tubuh, Virus Covid-19 akan mati dalam beberapa saat. Sebab virus tersebut membutuhkan inang untuk dapat bertahan hidup. Jika inangnya meninggal, virus juga akan mati. Ini berbeda dengan Kuman TBC yang dapat hidup beberapa jam di luar inang. Bahkan dalam kondisi yang memungkinkan seperti lembah dan tidak terpapar sinar matahari, kuman TBC dapat hidup berhari-hari bahkan berbulan-bulan.


    Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr H A Dwi Budi Satrio MKes. Pihaknya menyampikan usai acara Penandatanganan MoU antara Sub Sub-Recipient Mentari Sehat Indonesia (SSR MSI) dengan Dinkes Kebumen, Sabtu (10/4/2021).


    Sekdar Informasi, dulu SSR berada di bawah bendera Aisyiyah. Sehingga namanya menjadi SSR Aisyiyah. Namun sejak Januari lalu SSR tidak lagi bersama Aisyiyah melainkan dengan Mentari Sehat Indonesia. Sehingga kini menjadi SSR MSI.


    Ketua SSR MSI Kebumen Nurhayati Darojah SIP menyampaikan kerjasama dengan Dinkes dilaksanakan untuk memberikan landasan dan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan upaya peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit Tuberkulosis di Kabupaten Kebumen. “Selian itu juga kesepakatan bersama untuk percepatan penanggulangan (Eliminasi) penyakit Tuberkulosis Kebumen,” tuturnya.


    Disampaikan pula, kini program TB di 31 kota di Jawa Tengah, bukan lagi dibawah Aisyiyah melainkan di bawah MSI. Selain berkecipung menangani TB, MSI juga bergerak di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Sosial. “Kita bergerak dalam bidang pendampingan,” katanya.


    Sementara itu dr H A Dwi Budi Satrio menyambut baik adanya MoU tersebut. Pihaknya mengaku beruntung mengalami dan mengawali bekerjasama dengan MSI. Kerjasama tersebut menjadi langkah yang sangat strategis. “Adanya Pandemi Covid-19 membuat kinerja penanganan TB sedikit menurun.  Sementara itu tingkat risiko menularan menjadi semakin tinggi. Antara Covid dan TB sama-sama berbahaya dan menyerang paru-paru. Namun dilihat dari masa inkubasi TB lebih lama,” katanya.


    Budi Satrio menegaskan kini sudah saatnya menggeser setigma penyakit TBC. Ini dari penyakit yang memalukan menjadi penyakit yang mematikan. TB bukan hanya dapat menyerang paru-paru saja, melainkan juga tulang dan kulit. “Kami berpesan agar para kader meningatkan pengetahuannya terlebih dahulu. Sehingga paham dalam penanganan,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top