• Berita Terkini

    Selasa, 13 April 2021

    Pelarangan Mudik, Dishub Jateng Siapkan 3 Skenario

     

    Gubernur Ganjar Pranowo menghadiri acara Rakor Ramadhan dan Idul Fitri 1442 yang dipimpin oleh Menko Polhukam secara daring di Ruang Rapat Ged. A Lt. 2. Senin (12/4)

    (kebumenekspres.com) SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan tiga skenario sebagai langkah antisipasi menyusul adanya pelarangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

    Diketahui, pemerintah resmi melarang masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2021.  Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan COVID-19 No. 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah selama 6-17 Mei 2021. 

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro menyatakan ada tiga skenario yang akan dilakukan. “Sekarang ini kita coba antisipasi untuk pelarangan mudik di tahun 2021 ini.  Kita ada skenario, tiga cara,” kata Henggar ditemui di kompleks kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Senin (12/4/2021).

    Skenario pertama, jelasnya, adalah pra-larangan dari tanggal 1-5 Mei sebagai antisipasi mudik dini. Karena dari data Kementerian Perhubungan akan ada potensi warga melakukan mudik dini. Yaitu sekitar 20 persen dari data Kemenhub. “Data survei Kementerian Perhubungan. Ada potensi pemudik Jawa Tengah sekitar 4, 6 juta,” tuturnya.

    “Kita coba antisipasi dengan kita melakukan posko mobile.  Posko mobile ini tentunya kita bekerja sama dengan instansi terkait, dari kabupaten dan kota, TNI –Polri, harapannya seperti yang disampaikan Dirlantas (Dirlantas Polda Jateng), sebelum masa pelarangan ini juga sudah ada pembatasan pergerakan orang yang masuk ke Jawa Tengah,” sambung Henggar.

    Sedangkan skenario kedua yaitu terkait orang-orang yang sudah terlanjur mudik dengan berbagai cara dan sudah sampai di kampung halaman, tentunya nanti yang digunakan adalah optimalisasi PPKM mikro.  “Di Jawa Tengah ini kan kita tahu, kita kenal dengan Jogo Tonggo. Nanti optimalisasinya di situ. Jadi itu yang akan melakukan penanganan terhadap orang yang terlanjur mudik dan sudah sampai ke kampung halaman,” imbuhnya.

    Dia menuturkan, skenario ketiga  pihaknya akan melakukan operasi pada saat pelarangan. Tentunya nanti titik-titiknya ditentukan oleh kepolisian. Mengingat, hal itu merupakan bentuk sinergi antarberbagai pihak. “Kita bersama di situ, sinergi di lapangan,” tutur dia lebih lanjut. 

    Dari catatannya tahun lalu itu, pemudik yang di Jawa Tengah yang menggunakan moda transportasi darat, laut, dan udara totalnya sekitar 661 ribu.  Jumlah itu berdasarkan mereka yang mudik karena memang dengan berbagai alasan.

    Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jateng, Kombes Pol. Rudy Syafirudin, mengatakan,  Polri juga melakukan kegiatan sosialisasi agar masyarakat tak mudik tahun ini. Sebab jika mudik tetap dilakukan maka akan membahayakan pihak lain. Hal itu untuk memastikan keselamatan bagi pemudik dan orang yang dikunjunginya. “Itu yang paling masif kita kerjakan,” kata Rudy.

    Menurutnya, saat pelaksanaan kegiatan, pihaknya akan menempatkan personel di rest area selama 24 jam.  Di rest area itu, pihaknya akan mengingatkan masyarakat agar berada di tempat itu hanya 50 persen dari kapasitas. “Tidak boleh lebih supaya penekanan angka Covid di kita itu tetap menurun, stabil, “ harap Rudy.

    Sedangkan untuk penyekatan, pihaknya menyiagakan 14 pos lokasi penyekatan yang tersebar di Jawa Tengah.  Sedangkan saat kegiatan, Polri akan menyiagakan 198 pospam. Dengan personel yang disiagakan 11.217 personel.(rls) 


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top