• Berita Terkini

    Senin, 05 April 2021

    Kandungan Glukomanan Porang Capai 45-65 Persen


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Banyak orang yang tertarik dengan porang. Namun tidak sedikit pula yang mencibirnya. Ada yang optimis bisnis porang mampu bertahan lama. Sebaliknya yang pesimis justru beranggapan ini adalah bisnis musiman belaka.


    Ya, itulah dua pandapat yang berbeda. Anggapan bisnis musiman seperti halnya sesuatu yang sedang booming. Ini seperti tanaman hias, ikan hias maupun lainnya. Namun apakah porang seperti itu?. Lantas apa fungsi dari porang yang sesunguhnya.


    Dari beberapa sumber menyebutkan jika Porang yang mempunyai nama latin Amorphophallus oncophyllus dan Amorphophallus muerelli blume itu mempunyai  potensi yang sangat baik. Ini baik secara teknologi maupun secara komersial. Baik dalam segi medis, industri serta pangan. Porang memiliki kandungan glukomannan yang tinggi. Yakni mencapai kisaran 45 hingga 65 persen.


    Salah satu Praktisi Porang Kebumen Akif Fatwal Amin menyampaikan potensi glukomanan atau konjak yang itulah merupakan potensi terbesar porang. Glukomanan sangat dibutuhkan oleh bernagai industri. “Dan hingga kini Indonesia masih 100 impor persen impor glukomanan,” tuturnya, Minggu (4/4/2021).


    Artinya untuk memenuhi kebutuhan glokomanan di Indonesia ini , hingga kini masih 100 persen impor. Ini menjadi peluang besar untuk para petani porang. Sekali lagi glukomanan sangat banyak dibutuhkan. Baik untuk keperluan pangan, kosmetik, medis maupun lainnya. “Kebutuhan glukomanan sangat banyak. Kue atau minuman jelly pasti impor glukoman. Makanan yang mengandung kekeyalan pasti mengandung glukomanan,” ungkapnya.


    Disampaikan juga  petani porang adalah petani yang mandiri. Mereka mencari bibit dan dan mengolah tanah serta merawat tanaman secara sendiri. Pupuk yang digunakan juga tanpa subsidi. Bahkan para petani telah mengambangkan pupuk organik. Sehingga tidak ketergantungan dengan pupuk kimia. Petani porang tidak akan berebut pupuk dengan petani lainnya. 


    “Selain itu penyuluhnya juga sesama petani. Petani yang sudah berpengalaman akan dengan suka rela mengajari petani pemula. Kita juga saling berkomunikasi baik perawatan, penanggulangan hama, pengolahan pasca panen hingga pemasaran. Harga porang akan cenderung naik, seiring dengan tingginya permintaan ekspor,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top