• Berita Terkini

    Jumat, 26 Maret 2021

    Pesimis Program 100 Hari Sesuai Harapan, K3D: Salah-salah Bisa Jadi Bumerang


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Ketua Komite Kajian Kebijakan Daerah (K3D) Kebumen Hariyanto Fadeli, menyoroti program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Kebumen. Hariyanto pesimis program 100 hari Bupati ini berjalan sesuai harapan.


    Bukan tanpa alasan bila masyarakat dan warga Kebumen pesimis. Pertama, akan sangat sulit membayangkan sasaran program dapat tercapai hanya dalam waktu 100 hari. Belum lagi, ini yang paling pokok dan krusial, soal keterbatasan anggaran dan refocusing program kegiatan. 


    "Di tataran program memang sangat bagus, strategis dan menjanjikan. Namun apakah dalam waktu yang singkat tersebut hal itu dapat diaplikasikan dan diwujudkan serta dibuktikan keberadaannya," ujar dia.


    Haryanto khawatir, program 100 hari ini nanti hanya akan berakhir seperti pada kebanyakan yang lain: bersifat seremonial dan simbolis belaka.


    Fakta di lapangan, lanjutnya, program Jamu Seger yang seharusnya menjadi program solutif disektor infrastruktur, khususnya jalan raya, hingga kini masih hanya bersifat menambal jalan yang berlubang saja. Ini dilaksanakan tanpa memperhitungkan aspek kualitas spesifikasi teknis pekerjaannya. 


    "Yang penting ditambal, la wong anggarannya saja terbatas. Begitu kira-kira pemikiran Tim URC Dinas Pupr Kebumen," kata Hariyanto (26/3/2021).


    Ini tentu bukan kondisi yang ideal. Dan, wajar bila kemudian banyak pihak pesimis program 100 hari Bupati dan Wakil Bupati Kebumen hasilnya dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 


    "Tanpa kalkulasi yang matang, maka penanganan tehnis bisa berdampak "negatif" terhadap program unggulan tersebut. Bisa jadi, reaksi dari warga masyarakat dan rakyat Kebumen justru berkonotasi negatif," ujar dia.


    Masih kata Hariyanto, sebuah program selayaknya tak hanya sebatas pada "peluncuran" saja.  Namun, harus ada kesinambungan serta ada asas manfaat yang bisa dirasakan secara langsung oleh semua komponen masyarakat tanpa kecuali


    "Jadi jangan terjebak pada satu batasan waktu, yang justru hanya akan menimbulkan ketergesa-gesaan dalam pelaksanaan program, tanpa dukungan pendanaan yang memadai. Karena, hanya "kegagalan"untuk yang kesekian kalinya dalam implementasinya," kata dia.


    “Semua butuh pertimbangan, maka harus jelas mana yang menjadi prioritas jangka pendek, menengah dan seterusnya. Butuh kalkulasi pendanaan yang komperehensif, inovatif dan ekonomis tanpa mengurangi standar kualitas yang dibutuhkan," wanti-wantinya. (mam) 


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top