• Berita Terkini

    Rabu, 17 Maret 2021

    Dampak Pandemic Covid-19, Pendapatan Pedagang Pasar Tradisoinal Menurun Drastis

     


    (kebumenekspres.com) KEBUMEN - Virus corona merupakan virus baru yang merebak pada tahun 2020. Negara - negara diseluruh dunia saat ini tengah dilanda virus  Covid-19  termasuk negara kita Indonesia. Virus ini pertama kali ditemukan di wuhan, china dan telah menyebar ke seluruh negara sehingga menyebabkan angka kematian sangat meningkat tahun ini.Pandemi Covid-19 ini juga telah membuat terjadinya penyesuaian atau perubahan perubahan besar di berbagai aspek seperti aspek ekonomi, teknologi, pendidikan dan lain lain.

    Pandemic Covid-19 memaksa untuk melakukan kebijakan sosial distancing. Kita tidak boleh berkerumunan dan kita harus menjaga jarak sejauh 1meter untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan seluruh  lembaga pendidikan dan membatasi aktivitas diluar rumah tentu hal ini sangat mempengaruhi ekonomi perdagangan masyarakat Indonesia.Salah satu yang menjadi dampaknya adalah para pedagang mereka mengeluh karena pasar menjadi sepi tentu saja mengurangi pendapatan mereka.Menurut para pedagang dipasar tradisional yang ada dikebumen”Pedapatan mereka menurun hampir 50 persen".Yayu(30) pedagang tahu.Dikarenakan sepinya para pembeli, meraka takut tertular virus Covid-19 dan juga anjuran pemerintah untuk mengurangi aktivitasdi luar rumah.

    Aktivitas perdagangan pasar tradisional tetap dilakukan sebab pasar tradisional adalah tempat yang paling dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari hari. Padagang harus tetap mencari nafkah melalui berdagang, petani pun harus menyalurkan panennya ke pasar oleh karena itu pedagang yang berjualan di pasar tradisional harus menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker,mencuci tangan dan menjaga jarak guna mencegah penularan Covid-19. Dibeberapa pasar tradisional juga memfasilitasi tempat cuci tangan, sehingga para pembeli tidak kebingungan untuk mencuci tangan.

    Aktivitas jual beli yang biasanya ramai,sekarang terlihat sepi yang berdampak terhadap semakin menumpuknya barang dagangan milik para pedagang.”Stok yang biasanya dapat dijual dalam waktu satu sampai tiga hari kini tidak lagi habis dalam waktu tersebut, bisa sampai lima hari untuk menjual stok tersebut”, Darsini(40)seorang pedangan dipasar tradisional di Kebumen. Hal tersebut tentu membuat para pedagang harus berfikir keras, bagaimana agar dagangannya tetap laku terjual dan tidak mengalami kerugian yang sangat banyak.Bagi sebagian pedagang mereka memanfaatkan teknologi untuk menjual barang dagangannya melalui sosial media.Fenomena ini juga mengubah cara masyarakat bertransaksi yang awalnya menggunakan uang tunai sekarang lebih sering menggunakan uang elektronik. Namun cara tersebut juga belum efektif bagi sebagian besar para pedagang. 


    Penulis: Indriasih Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top