• Berita Terkini

    Rabu, 17 Februari 2021

    Derita Sopir Otobus di Tengah Pandemi


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Dampak Pendemi Covid-19 memang telah mendera siapa pun. Ini meliputu segala aspek kehidupan masyarakat. Kendati demikian aspek ekonomi lah yang begitu dirasakan. Terlebih bagi mereka yang mengandalkan nafkah hidupnya dari pekerja atau buruh. Ini baik pekerja/buruh di sektor transportasi, perhotelan, serta pariwisata.


    Adalah Pandi, salah satu seorang sopir bus 3/4 jurusan (trayek) Kebumen- Cilacap. Pihaknya mengaku pernah berhenti atau tidak ngandong. Ini dilakoninya selama 4 bulan. Alasannya jelsa karena sering tekor atau rugi. Pihaknya pun mengaku sering tombok saat menjalankan trayeknya.


    Namun demikian tidak bekerja bukanlah menjadi jalan terbaik.  Terlalu sering di rumah ternyata juga menimbulkan persoalan tersendiri. Salah satunya Pardi mengaku terkadang cekcok saat berada di rumah.


    Alasan itulah yang rupanya membuat dirinya harus kembali menjalankan trayeknya. Kondisi pandemi membuat dirinya pasrah dengan seberapapun hasil yang diterimanya. Meskipun tidak jarang pula pihaknya kembali tombok, lantaran hasilnya tidak nutup. 


    "Sekarang cuma bisa satu kali jalan yakni pulang-pergi (PP) saja. Alhamdulillah ini tadi dapat Rp 125 ribu. Dari perolehan tersebut Rp 90 ribu untuk beli solar, yang Rp 35 ribu dibagi dua sama kernet,” tuturnya, beberapa waktu lalu saat bertemu Ketua KSPSI Kebumen Akif Fatwal Amin.

    Dari Rp 35 ribu tersebut, Pandi mendapat Rp 20 ribu. Sedangkan kernetnya Rp 15 ribu. Meski hasilnya tak seberapa, namun hari itu termasuk beruntung. Sebab sering pula Paidi hanya mendapat Rp 10 ribu bahkan tombok. 


    Beruntungnya, meski penghasilnya sangat minim perusahaan otobus yang mempekerjakannya dapat memaklumi kondisi tersebut. Paidi mengaku sudah lama tidak bisa setor keperusahaan. Selain itu pemilik perusahaan otobus juga dapat bisa memaklumi hal tersebut. 


    "Memang yang paling terdampak dengan adanya Pamdemi Covid-19 adalah pekerja/buruh di sektor transportasi. Ini lantraan sekolah libur dan orang-orang jarang yang bepergian, apalagi menggunakan transportasi umum. Untuk sektor-sektor lain mungkin hanya pengurangan jam kerja atau dirumahkan sementara. Para pekerja/buruh juga sangat rentan terpapar Covid-19,” terang Akif yang juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi buruh.


    Terkait dengan data jumlah pekerja/buruh di sektor tranportasi yang terdampak Pandemi Covid-19, Akif menyampaikan hampir semua pekerja/buruh sektor tersebut terdampak. Angkanya tentu mencapai ribuan. Namun demikian Akif tidak bisa menyebutkan jumlah pastinya, karena beberapa kendala. "Mungkin dinas Tenagakerja Kebumen mempunyai data yang akurat," ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top