• Berita Terkini

    Minggu, 24 Januari 2021

    Riset KPU Kebumen: Golput Didominasi Kalangan Muda


    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Pelaksanaan semua tahapan Pemilihan Bupati Kebumen telah usai. Ini sejak KPU Kabupaten melaksanakan pleno penetapan paslon terpilih yakni pada tanggal 21 Januari 2021. Secara umum seluruh pelaksanaan berjalan dengan baik tanpa pesoalan yang berarti baik. 


    Ini mulai dari penyusunan DPT, pembentukan badan penyelenggara adhoc, sosialisasi, pencalonan, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara, rekapitulasi suara dan penetapan paslon terpilih. 


    Kendati demikian, ada sedikit dinamika dalam perjalanan tahapan. Yakni Pilbup Kebumen tahun 2020 diikuti hanya oleh 1 paslon bupati dan wakil bupati yang tentu saja merupakan pengalaman pertama penyelenggaraan pilbup di Kebumen. Fenomena kolom kosong dan dinamikanya menjadi tambahan pencatatan dalam evaluasi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Kebumen.


    Salah satu hal penting pula dalam evaluasi penyelenggaran pilbup adalah terkait partisipasi masyarakat khususnya tentang tingkat kehadiran pemilih di TPS untuk melaksanakan hak pilihnya. 


    Dalam sejarah penyelenggaraan pemilihan kepala daerah baik pemilihan gubernur dan wakil gubernur maupun pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupten Kebumen, angka partisipasi pemilih ini tidak pernah melebihi angka 66 persen. Kecuali pada Pilkada tahun 2005 yakni sebesar 71,81 persen.


    Komisioner KPU Kebumen Agus Hasan Hidayat menyampaikan KPU Kebumen Kebumen melalui Devisi Sosdiklih Parmas dan SDM dimana Litbang termasuk didalamnya melakukan riset alasan pemilih sengaja golput dalam Pilkada Kebumen Tahun 2020.


    Riset dilakukan 28 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Penentuan jumlah sampel dengan rumus Slovin dan pengambilan sampel dengan metode cluster simple random sampling. Terdapat dua  kategori pemilih golput. Pemilih golput karena tidak berada di Wilayah Kebumen. Jumlah Pemilih yang tidak mencoblos karena berada diluar Kebumen ditentukan dengan dikembalikannya C Pemberitahuan KWK sebanyak 156.727 atau 15,1 persen. 


    “Pemilih golput yang masih berada di Wilayah Kebumen. Jumlah Pemilih yang tidak mencoblos meskipun menerima C Pemberitahuan KWK sebanyak 216.873 atau 20,9 persen. Total golput sebanyak 373.600 atau 36 persen,” katanya, Jumat (22/1).


    Dijelaskannya, penelitian alasan sengaja golput dilakukan pada kelompok dua. Ini merupakan yang masuk DPT, berada di Kebumen, menerima C pemberitahuan KWK tapi sengaja tidak mencoblos.  Kelompok ini diberi 14 pertanyaan yang telah diproses statistik berupa validitas dan realibilitas. Sehingga memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat kuisioner penelitian.


    “Kesimpulannya dari 14 pertanyaan, alasan golput hanya alasan lebih mementingkan pekerjaan atau kegiatan pribadi yang menyebabkan pemilih memutuskan golput. Sedangkan 13 pertanyaan lain tidak menjadi alasan dominan pemilih memutuskan golput. Pemilih yang sengaja golput meski mendapatkan C pemberitahuan KWK di dominasi pemilih pria dengan 65 persen dan wanita hanya 35 persen,” jelasnya.


    Kelompok usia pemilih yang sengaja golput didominasi kelompok usia 17-30 tahun sebanyak 34 persen dan dan usia 31-45 tahun sebanyak 35 persen. “Dalam hal ini Perlu pendidikan pemilih secara berklanjutan dengan metode dan sarana menyesuaikan tingkat usia pemilih,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top