• Berita Terkini

    Minggu, 31 Januari 2021

    Pendidikan Telah Menemukan Jalan di Tengah Pandemi


    KEBUMEN-(kebumenekspres.com)Adanya Pandemi Covid-19 berimbas pada semua segi kehidupan masyarakat, termasuk pada dunia pendidikan.  Padahal pendidikan merupakan kebutuhan pokok pada setiap anak bangsa. Kendati demikian kali ini dunia pendidikan telah menemukan solusi yang tepat.


    Yakni sebuah sistem kegiatan belajar mengajar yang aman dan dilaksanakan di tengah pendemi.  Bukan hanya aman, sistem tersebut juga mudah, murah, tersistem, aksesibel dan tetap berkarakter. 

    Kepala SMP Negeri 1 Kebumen Martiyono menyampaikan dunia pendidikan terguncang dengan adanya Pendemi Covid-19. Terkait adanya pandemi dunia pendidikan telah mengalami setidaknya empat fase.


    Pertama yakni fase kebingungan, ketakutan, kekhawatiran cemas dan lain sebagainya. Hal ini terjadi pada awal-awal ada pendemi. Semua merasa takut dan situasi pun mencekam. Namun demikian pendidikan tetap harus dilakukan. Jika tidak akan terjadi “patahan”  pendidikan dalam satu generasi. “Kita semua mengalami pada saat itu. Keselamatan memang menjadi hal yang paling utama. Namun pendidikan juga tidak dapat diabaikan,” tuturnya, Rabu (27/1).


    Fase yang kedua yakni berjalan berserakan. Dimana pada fase tersebut kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sak mampunya.  Ini  dilaksanakan dengan menggunakan berbagai apikasi komunikasi. Ada pula yang membuat grup belajar atau guru yang datang ke rumah siswa. “Semua memahami pentingnya pendidikan. Namun belum menemukan cara yang tepat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pada fase ini semua dilaksanakan semampunya saja,”  jelasya.


    Memasi fase ketiga, lanjutnya, yakni sudah mulai mapan, namun masih banyak permasalahan dan kekurangan. Ini baik dari sumber daya manusianya maupun perangkatnya. Pada fase ini telah ditemukan metode pembelajaran daring.


    Persoalan yang muncul yakni belum semua memiliki smartphone. Selain itu beberapa diantaranya ada yang masih gaptek. Ada pula yang tidak mempunyai kuota dan lain sebagainya. Hingga kemudian muncul bantuan kuota sebagai upaya mendukung jalannya pendidikan. “Dalam hal ini pendidikan mulai mendapatkan solusi, meski masih mempunyai persalan disana sini,” tegasnya,

    Martiyono yang juga merupakan Ketua MKKS SMP itu menegaskan, nah pada fase ke empat inilah dunia pendidikan menemukan jalan terbaik. Ini dilaksanakan dengan aplikasi berbasis online dengan nama Moodle. Bedanya, website tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi secara langsung, namun Moodle bisa. 


    “Aplikasi ini sangat lengkap. Bisa untuk chat, video call, menyediakan ruang untuk menyimpan data.  Merekap nilai secara otomatis dan tidak bisa diakses secara umum. Aplikasi hanya dapat diakses oleh orang yang telah terdapat dan mempunyai ID  serta password.  Apliksi ini seakan merupakan bangunan sekolah sesunguhnya. Dimana ada ruang kelas, perpustakaan, ruang tatap muka untuk belajar, ruang arsip, ruang data dan lainnya. Semuanya lengkap,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top