• Berita Terkini

    Minggu, 20 Desember 2020

    Kapolres: Pantau Ketat Penggunaan Medsos di Kalangan Anak-anak


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Seiring kemajuan informasi dan teknologi, anak-anak sekarang tak bisa lepas dari gawai. Media sosial pun telah menjadi bagian dari kehidupan mereka. Celakanya, tak jarang, penggunaan media sosial yang tidak bijaksana sering berujung bencana.

    Seperti kasus yang ditangani oleh Sat Reskrim Polres Kebumen ini misalnya.  Gadis di bawah umur disetubuhi oleh teman laki-lakinya yang dikenalnya melalui Facebook pada bulan Maret tahun ini. Semua berawal dari saling chatting, selanjutnya diajak ketemuan. 


    Laki-laki itu diketahui berinisial EN (19) warga Desa Sidoagung Kecamatan Sruweng Kebumen, menyetubuhi gadis sebut saja Melati (14) warga Kecamatan Petanahan Kebumen.  Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama saat press release, aksi tak terpuji itu dilakukan tersangka pada hari Sabtu (25/11/2020) sekitar pukul 14.00 WIB di rumah temannya di Kecamatan Desa Sidoagung Kecamatan Sruweng.

    "Dengan bujuk rayuan tersangka, korban yang masih di bawah umur disetubuhi di sebuah rumah," jelas AKBP Piter didampingi Wakapolres Kompol Saprodin dan Kasat Reskrim AKP Afiditya, Minggu (20/12/2020).

    Aksinya dilakukan saat rumah temannya sepi. Tersangka memaksa mengajak berhubungan badan dengan korban.  Kabar persetubuhan itu selanjutnya sampai kepada orangtua korban, dan tersangka dilaporkan ke Penyidik Sat Reskrim Polres Kebumen. 


    Tersangka berhasil diamankan pada hari Selasa (8/12) di daerah Kecamatan Petanahan.  Kepada polisi tersangka telah mengakui perbuatannya menyetubuhi korban. 

    Beberapa barang bukti, berupa pakaian yang dikenakan korban saat kejadian turut diamankan Polres Kebumen untuk kepentingan penyidikan.

    "Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu mengawasi pergaulan anaknya. Jika perlu, semua akun Medsos milik anak harus dipantau. Dia berinteraksi dengan siapa, kita wajib tahu, demi keamanan," imbau AKBP Piter Yanottama.


    Karena perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 81 UU RI No. 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang no. 1 tahun 2016 tentang perubahan kedua atas undang-undang no. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menjadi undang-undang dengan ancaman hukuman penjara paling lama lima belas tahun dan denda paling banyak lima miliar Rupiah. (win)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top