• Berita Terkini

    Senin, 14 Desember 2020

    Forum DAS Kebumen Kembali Dihidupkan


    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Setelah tidak aktif dalam kurun waktu yang cukup lama, Pemerintah Kebumen akhirnya kembali menghidupkan Forum Aliran Daerah Sungai (DAS). Sebelumnya Forum ini telah “tidur panjang”  sekitar empat tahun lamanya.


    Ketidakaktifan tersebut salah satunya disebabkan oleh pengalihan kewenangan hutan ke provinsi. Kendati telah menjadi kewenangan provinsi, namun wilayahnya masih tetap berada di kabupaten. Adanya hal tersebut ternyata menimbulkan beberapa kesenjangan atau gap.


    Untuk membangunkan kembali Forum DAS dari tidur panjangnya, Disperkim LH Kebumen menggelar Forum Pelestarian Lingkungan dan Pemulihan  DAS di Kebumen. Acara dilaksanakan dengan mengundang tiga narasumber. Ini meliputi Ketua LSM Pandela Sukamsi, Ketua BPH Geopark Karangsambung Joenedi dan Lilis Dwi Kartika Wati dari Dinas Lingkungan Kehutanan Jateng. Acara digelar di Hotel Mexolie Kebumen, Senin (14/12/2020).


    Kepala Disperkim LH Kebumen Edi Rianto menyampaikan dihidupkannya kembali Forum DAS berawal dari keprihatinan bersama. Dimana selama ini Forum DAS sudah empat tahun tidak aktif.  Ini diawali dari kewenangan kehutanan yang beralih ke provinsi. “Namun kita sadari selama ini meski kewenangannya di provinsi, namun wilayahnya berada di kabupaten,” tuturnya.


    Disadari atau tidak, adanya hal tersebut  sungguh-sungguh menimbulkan gap yang tidak tertangani oleh pemerintah. Adanya persoalan tersebut pemerintah harus hadir. Salah satunya dengan menghidupakan kembali Forum DAS. “Kami melihat sungguh-sungguh ada gap yang tidak tertangani oleh pemerintah. Maka pemintah kebumen harus hadir. Untuk itu kami mencoba menghidupkan kembali Forum DAS,” tegasnya.


    Diharapkan kedepannya Forum DAS dapat sinergi dengan rencana pembangunan pemerintah.  Diharapkan tidak ada lagi gontok-gontokan misalnya pada pengelolaan persoalan air. Selian itu pada dampak kerusakan hutan yang menyebabkan longsor banjir dan lainnya juga dapat teratasi.  “Salah satu contoh gap yakni terkait hutan dengan penduduk. Diantara hutan dan penduduk sekitarnya masih kosong. Disinilah peran kita harus muncul. Kalau bukan kita siapa lagi,” paparnya.


    Dengan dihidupkanya Forum DAS, Edi berharap adanya perencanaan yang terintegrasi. Selain itu pelaksanaan yang tidak tumpang tindih dan adanya pengawasan dari semua elemen serta semua saling merasa memiliki. “Sehingga nantinya kelestarian alam akan terjaga,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top