“Bio Farma mengekspor hampir dua pertiga kebutuhan dunia terhadap vaksin OPV atau vaksin polio,” ungkap Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, Kepala Divisi Surveilans dan Uji Klinik Bio Farma dalam forum Webinar KPCPEN dengan tema “Pengembangan Vaksin Merah Putih Melindungi Negeri”, Rabu (11/11/2020).
Berdasarkan pengalaman itu, upaya pengembangan vaksin COVID-19 yang dilakukan Bio Farma tidak diragukan lagi. Kini, selain bekerjasama dengan CEPI dan Sinovac, Bio Farma juga berkolaborasi dengan Lembaga Eijkman untuk memproduksi vaksin Merah Putih.
“Targetnya bukan hanya memproduksi vaksinnya saja. Tetapi kita juga membangun kapasitas institusi-institusi di Indonesia untuk sanggup menghasilkan vaksin secara mandiri, tidak tergantung vaksin dari luar negeri,” ujar Dr. Novilia.
Optimisme bahwa Bio Farma akan mampu memproduksi vaksin COVID-19 juga disampaikan Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Penanganan COVID-19 Kemenristek, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti.
“Kita tidak kalah,
tapi (mungkin) mulainya kita agak lambat sedikit. Tetapi bukan berarti kita
tidak kompetitif. Pasti bisa, kita optimis.”, ucapnya bersemangat. Vaksin Merah
Putih diharapkan dapat jadi simbol kemandirian bangsa. (RL)
Berita Terbaru :
- Perbaikan Jembatan Weton Kulon Ditarget Selesai Akhir 2025
- Bupati Kebumen Tinjau Perbaikan Jalan, Tekankan Pentingnya Kualitas
- Dinsos Kebumen Bakal Kawal Aktifasi Data BPJS Yang Dinonaktifkan
- Peserta Geofest Bakal Diajak Wisata Tubing dan Jelajah Pesisir Selatan
- Bank Jateng Kebumen Dapat Laba Rp 35,1 Miliar
- PBH Peradi Kebumen Tolak Tegas Implementasi KRIS Program JKN
- 34,8 Ribu JKN KIS Warga Kebumen Dinonaktifkan