• Berita Terkini

    Selasa, 06 Oktober 2020

    Inklusi Keuangan bank bjb Dorong Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren


    BANDUNG – bank bjb terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong penetrasi literasi dan inklusi keuangan kepada berbagai lapisan dan kelompok masyarakat, tak terkecuali para warga pesantren yang diorientasikan menjadi agen-agen perubahan dan penggerak masyarakat.


    Bertempat di Pondok Pesantren Al Ittifaq, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu (3/10/2020), bank bjb turut serta dalam mengimplementasikan program keuangan inklusif dan keuangan syariah di pondok pesantren yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Perekonomian.


    Kegiatan yang merupakan bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren ini dihadiri oleh Pemimpin Divisi Kredit UMKM bank bjb Denny Mulyadi, Pemimpin bank bjb Kantor Cabang (KC) Soreang Jadi Kusmaryadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ittifaq Fuad Afandi, Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq, Buya Syakur Yasin, dan Perwakilan PT Telkom.


    "Langkah ini merupakan cerminan dari dorongan penuh yang diberikan bank bjb kepada berbagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pengembangan ekonomi berbasis pesantren merupakan hal penting karena pesantren merupakan lembaga yang sering dijadikan role model dan memiliki pengaruh luar biasa bagi masyarakat di sekitarnya. Langkah-langkah untuk mengembangkan ekonomi yang dilakukan di pondok pesantren, akan memberi dampak turunan yang luas sekaligus memberikan contoh kepada masyarakat," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Widi Hartoto.


    Sebagai bagian dari upaya implementasi inklusi keuangan, bank bjb melakukan penandatanganan MoU dengan pondok pesantren Al-Ittifaq tentang jasa layanan keuangan serta pemberdayaan pelaku usaha bagi pondok pesantren dan masyarakat melalui program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Terpadu (PESAT) bank bjb.


    Selain itu, bank bjb juga menyalurkan fasilitas pembiayaan tanpa agunan berupa Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) kepada petani stroberi di Pasirjambu Asep Supriatna, serta penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pedagang sayuran atas nama Arindi Sulistyani.


    Langkah kerja sama dan pembiayaan ini selaras dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan merupakan upaya implementasi inklusi keuangan bank bjb sebagai salah satu strategi untuk mendorong pemberdayaan ekonomi di pondok pesantren. Dorongan ini konsisten diberikan bank bjb melalui program kolaborasi untuk seluruh kelompok masyarakat seperti One Pesantren One Product (OPOP), One Village One Company (OVOC), Desa Digital, hingga Pesantren Juara yang saling terintegrasi satu sama lain.


    Penetrasi inklusi keuangan juga konsisten dilakukan melalui agen bjb BiSA Layanan Keuangan Tanpa Kantor (Laku Pandai) yang memberdayakan masyarakat hingga pelosok daerah guna memastikan ketersediaan layanan bank bjb agar dapat dijangkau oleh seluas-luasnya khalayak. Bersisian dengan itu, bank bjb juga terus meningkatkan kualitas layanan perbankan melalui pengadopsian teknologi terkini dalam rupa Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menunjang kemudahan bertransaksi sekaligus mendorong upaya transformasi menuju cashless society. Teknologi QRIS ini merupakan fitur untuk melakukan pembayaran yang dapat digunakan dalam layanan uang elektronik bjb DigiCash.


    Langkah ini turut diperkuat oleh keterlibatan aktif perusahaan dalam melakukan intervensi langsung terhadap peningkatan kesejahteraan, termasuk dengan penyaluran bantuan untuk perbaikan-perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), ataupun bantuan-bantuan sarana dan prasarana lainnya untuk membantu masyarakat golongan rentan.


    Selaras dengan langkah-langkah inovasi dan kolaborasi program, bank bjb juga memberikan dorongan melalui kesempatan kemitraan kepada masyarakat yang bergelut di dunia usaha. Kemitraan tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan berbagai fasilitas pembiayaan yang didesain untuk memudahkan pelaku usaha mikro.


    Sejumlah produk pembiayaan itu antara lain Kredit Mesra, Kredit Mikro Utama, Kredit Usaha Kecil Menengah, Kredit Cinta Rakyat, Kredit Usaha Rakyat, dan Skema Subsidi Resi Gudang. Berbagai jenis kredit ini direkomendasikan untuk dimanfaatkan para pelaku usaha pesantren sesuai dengan kondisi dan kebutuhan usaha mereka.


    Beragam bentuk sokongan yang disediakan perseroan ini diharapkan mampu menguatkan itikad dan motivasi, khususnya bagi anak-anak muda untuk mengembangkan usaha, khususnya di bidang pertanian dan peternakan di desa-desa yang terbilang cukup menjanjikan. Buktinya, sektor pertanian dan peternakan ini menjadi sektor-sektor yang terbilang tangguh dalam menghadapi guncangan akibat krisis pandemi COVID-19. Dengan dorongan pemberdayaan dan permodalan yang kuat, hal tersebut akan mempermudah upaya pengembangan produktivitas dan skala usaha yang sekaligus dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan.



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top