• Berita Terkini

    Selasa, 15 September 2020

    Terkendala Jaringan Internet, Siswa di Kebumen ini Gunakan HT Untuk Belajar

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Kebijakan pembelajaran jarak jauh karena pandemi Covid-19, dampaknya sangat dirasakan para siswa SD N Kalijering Kecamatan Padureso. Ini lantaran kondisi geografis Desa Kalijering yang berada di daerah pelosok. Jaringan internet di tempat ini buruk.

    Jadi, bilapun para siswa mendapat bantuan kuota internet, belum tentu mereka bisa merasakan manfaatnya. Untunglah, nasib mereka didengar oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen.

    Demi membantu siswa agar bisa tetap belajar, Dinas menggandeng komunitas  Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) Lokal Kebumen. Dalam hal ini, anggota Orari memberikan fasilitas handie talkie (HT). Para siswa pun kini bisa tetap belajar dengan fasilitasn tersebut. Tentu saja, dengan didampingi  anggota ORARI Lokal Kebumen.

    Senyum ceria pun terpancar dari wajah anak-anak yang kini bisa belajar. Maklum tak kurang dari 6 bulan sejak terjadi pandemi covid-19, mereka tak bisa belajar di sekolah.

    "Sudah pingin banget berangkat sekolah, ngerjakan tugas lewat HP susah sinyalnya, " kata Dewi (7) salah satu siswa SD N Kalijering Kecamatan Padureso Kebumen.


    Marliah (40) salah satu wali siswa SD N  Kalijering yang juga istri dari perangkat desa setempat, mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan, sulitnya jaringan seluler dan jaringan internet dirasakan sudah warga Desa Kalijering sejak puluhan tahun lalu, bahkan mereka bisa mengenal internet dan smartphone setelah ada jaringan wifi milik desa masuk.

    "Dari dulu hanya telfon biasa, juga nggak semua sinyal ada, hanya kartu tertentu saja, bisa internetan sejak ada wifi tapi karna dipakai orang banyak dan wilayahnya berpencar tidak semuanya bisa menjangkau,"tambahnya.

    Sementara itu, Margo, salah satu guru kelas 4 di SD N Kalijering Kecamatan Padureso, mengatakan pihak sekolah sudah mencoba melaksanakan kebijakan pemerintah soal pembelajaran jarak jauh dengan smartphone dan aplikasi WhatApp di masa pandemi ini.

    Namun, banyak kendala yang dijumpai. Seperti misalnya,  ada satu keluarga yang hanya mempunyai satu handphone sehingga harus bergantian penggunaannya. Dengan buruknya sinyal internet di daerah itu, terbayang betapa sulitnya melaksanakan pembelajaran bagi para siswa.

    "Sudah kita coba dengan pembelajaran via WhatsApp tapi, banyak kendala, ada yang tidak punya HP, ada yang punya HP, tidak punya kouta, ada yang punya HP punya kouta tapi tidak ada sinyal. Kendala utama wilayah SD Kalijering adakah sinyal tidak semua biasa akses," kata Margo, ditemui Kebumen Ekspres kemarin.

    Hebatnya, di tengah situasi sulit itu, semangat belajar anak-anak tak padam. Alhasil, para pihak sekolah terus memutar otak agar pelaksanaan belajar mengajar tetap berjalan. Seperti penerapan pengambilan tugas di sekolah dengan waktu yang berbeda dan bergantian. Meski mengharuskan tatap muka namun durasinay  hanya sebatas mengambil tugas pembelajaran.

    "Kami putuskan siswa mengambil tugas di sekolah namun waktunya bergantian selama 2 hari sekali. Tugas dikerjakan di rumah dan kembali dikumpulkan, " ungkap Margo.

    Melihat kendala tersebut Organisasi Radio Amatir Indonesia (ORARI) Lokal Kebumen menginisiasi memberikan bantuan fasilitas pembelajaran dengan menggunakan HT (Handy Talky). Dengan frekuansi radio inilah para siswa SD N Kalijering dapat belajar meski jarak jauh.

    Ketua ORARI Lokal Kebumen, Halim Dani Hidayat mengatakan pembelajaran via radio amatir ini merupakan wujud kerjasama antara Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen dan ORARI Lokal Kebumen untuk membantu pembelaharan di desa terpencil yang terkendala jaringan selular.

    "Ini bentuk kerja sama kami dengan Disdik untuk bantuan desa yang blank spot jaringan internet," ujar Anggota Orari call sign YB2TJV  itu

    Untuk misi sosial mulia ini, Orari Kebumen menerjunkan 20 personil dan teknisi. Mereka juga sempat mengalami kendala. "Sempat kita uji ciba di jaringan HF agar memudahkan pemecahan kelompok sesuai kelas namun tidak bisa karena wilayahnya berjauhan. Akhirnya kita pakai tipiter dan terpaksa harus bergantian proses pembelajarannya," kata Halim Dani didampingi anggotanya Triono call sign YD2PKN.

    Halim Dani melanjutkan, usai uji coba pihaknya melakukan pembinaan pembelajaran via radio selama 5 hari yakni dimulai pada Senin - Jumat 7-11 September 2020. Ada sebanyak  17 kelompok siswa dari kelas 1 hingga kelas 6.  Mereka mendapat fasilitas sebanyak 25 handy talky (HT). Sedangjan masing -masing kelompok maksimal berisi 4 orang.
    "Proses pembelajaran ini cukup lama mungkin sampai pembelajaran tatap muka. Tapi kami terjunkan anggota secara bergantian untuk pendampingan. Jika sudah lancar baru kita pantau jarak jauh," kata Halim Dani yang juga pemilik Toko Slamet Kebumen.

    Proses pembelajaran via radio amatir itu mendapat pantauan langsung dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen Moh. Amirudin. Didampingi Camat Padureso Anton Purwanto meninjau dan melihat langsung proses pembelajaran via frekuensi radio amatir.

    Proses pembelajaran berlangsung lancar operator dan guru mulai menyampaikan materi pembelajaran berada di sekolah SD N Kalijering sedangkan para siswa stanby di rumah yang menjadi titik kumpul masing-masing kelompok. Meski awalya canggung, proses komunikasi dan tanya jawab mulai  terlihat setelah siswa mahir memencet tombol HT untuk berkomunikasi.

    Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen, Mohammad Amirudin mengatakan, mengapresiasi kepada ORARI Lokal Kebumen atas bantuan proses pembelajaran siswa SD N Kalijering. Dengan bantuan Orari komunikasi siswa dan guru dapat berjalan lancar meski jaringan dan frekuensi radio berbeda dengan internet.

    "Paling tidak dengan komunikasi via radio ini bisa menjebatani kekurangan sinyal di wilayah SD Kalijering, hingga siswa bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik," katanya ditemui Ekspres di lokasi.

    Amirudin menjelaskan kedala serupa tidak banyak dijumpai di wilayah Kabupaten Kebumen. Jadi, proses pembelajaran beberapa daerah terpencil dan wilayah perbatasan tetap menjadi pantau khusus oleh Disdik Kebumen. "Ada 7 desa di Kebumen tapi tidak semuanya terkendala. Hanya dititik tertentu saja yang masih sulit sinyal namun masih bisa diatasi ketika geser ke wilayah lain," tambahnya.

    Soal rencana pembelajaran tatap muka Pemkab Kebumen masih menunggu SK dari Gubernur dimana hal itu dapat dilaksanakan tatkala zona covid 19 wilayah kebumen kuning atau hijau. Amirudin menyebutkan saat ini Kabupaten Kebumen kembali menjadi zona Orange dimana kasus positif dan menjnggal akibat covid 19 kembali meningkat.
    "Belum ada rencana karena zona kebumen masih Orange. Tatap muka bisa dilakukan saat zona sudah menjadi kuning. Itupun bagi satuan pendidikan  yang sudah siap," imbuhnya.

    Amirudin berharap pembelajaran di situasi pandemi covid 19 ini tetap berjalan meski dengan keterbatasan. "Kami juga meminta jajaran Dinas Pendidikan tetap untuk komitmen melaksanakn tugas dengan baik," ujarnya. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top