• Berita Terkini

    Rabu, 08 Juli 2020

    Warga Alian Diajak Olah Sampah Dapur Jadi Kompos

    KEBUMEN - Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang tengah menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengajak warga masyarakat dapat memanfaatkan limbah menjadi barang yang berguna.

    Seperti yang terlihat di Dukuh Sokaprayan Desa Karangtanjung Kecamatan Alian. Para mahasiswa yang tengah menjalani KKN di wilayah tersebut mengajak warga setempat mengolah sampah dapur menjadi pupuk kompos.

    Koordinator KKN, Nashri Maulidah, mengatakan KKN kali ini memang terbilang berbeda dari yang lain. Masa pandemi covid-19 ini membuatnya harus menggelar program KKN secara mandiri di daerah tempat tinggalnya yakni Dukuh Sokaprayan, Desa Karangtanjung, Kecamatan Alian. KKN sendiri berlangsung dari 15 Mei 2020 hingga 30 Juni 2020 lalu. 

    Namun, hal itu tak lantas mengurangi semangat mereka memberdayakan warga setempat. Kali ini, mereka memilih sampah dapur yang kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

    "Saya melihat banyak sampah di lingkungan sekitar saya maupun di dapur saya yang menumpuk begitu saja. Apalagi dalam masa pandemi yang  mengharuskan kita di rumah saja, hingga kami berinisiatif mengembangkan alat pengolah sampah sederhana yang bisa digunakan di setiap rumah warga tanpa harus berkeluar rumah," katanya.

    Maulidah menjelaskan pembuatan pupuk kompos berbahan sampah dapur hanya menggunakan peralatan sederhana yakni dengan ember bekas, paralon, saringan, selang kecil dan kain strimin sebagai tempat proses komposter. Dengan menggunakan komposter aerob sederhana, sampah organik yang berasal dari dapur maupun lingkungan sekitar dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos yang bermanfaat bagi lingkungan. "Adanya ide ini saya dibantu denhgan paman dan saya ajukan ke dosen pembimbing akhirnya disetujui," katanya didampingi Dosen Pembimbingnya, Budi Legowo SSi MSi.

    Ia menjelaskan, komposter aerob merupakan tempat untuk mengolah sampah yang terbuat dari tong plastik yang dilengkapi paralon yang telah dilubangi sebagai jalan udara masuk untuk mempercepat proses pengomposan.

    Di dalam  ember itulah proses pengomposan aerob menghasilkan CO2, H2O, unsur hara dan sebagian humus yang sangat baik untuk kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.

    Selain itu dalam prosesnya pipa paralon dengan diameter 1 ½ inch panjang 35 cm sebanyak 1 buah, pipa berdiameter ½ inch panjang 34 cm 1 buah dan panjang 17 cm sebanyak 12 buah masing -masing diberi lubang sebagai jalan masuk udara untuk mempercepat pengomposan.

    "Embernya tidak ditutup rapat namun diberi banyak lubang agar air hasil pengomposan bisa mengalir ke bawah namun sampah bahan kompos masih tetap bisa tertiris di atasnya. "

    "Untuk selang kecil sendiri berfungsi untuk mengalirkan air hasil pengomposan atau air lindi yang bisa digunakan sebagai kompos cair yang sangat baik untuk tanaman, sedangkan kain strimin digunakan untuk menutup lubang paralon agar udara tetap bisa mengalir namun hewan seperti lalat tidak bisa masuk ke dalam komposter," bebernya. (fur)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top