• Berita Terkini

    Rabu, 01 Juli 2020

    Sepeda Minion Kini Kian Diminati

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)Sepeda Minion makin digemari di Kebumen. Setidaknya ini terlihat dari semakin banyaknya komunitas-komunitas baru. Ini pun menjadi berkah bagi tukang reparasi sepeda.

    Seperti yang dialami Samsul Baedowi (37). Pria warga RT 2 RW 3 di Dukuh Tamanan Kelurahan Taman Winangun Kecamatan Kebumen yang juga pemilik bengkel sepeda itu kebanjiran order. Kebanyakan, meminta sepeda direstorasi agar sepeda yang kebanyakan diproduksi sekitar tahun 80 atau 90-an itu semakin manis.

    "Untuk tren sepeda minion sendiri sudah ada sejak satu tahun lalu. Namun, akhir-akhir ini booming dan banyak sekali pemintaan untuk merakit," katanya.

    Pria yang kerap disapa Mas Kombor itu awalnya menggeluti profesi di bidang restorasi dan pengecatan mobil. Namun sejak tahun 2018, ia banting setir memodifikasi sepeda lantaran lebih mudah dan cepat mendapatkan keuntungan.

    Terlebih dengan adanya tren sepeda Minion dengan restorasi model cat baru, pesanan terus bertambah. "Saat ini fokus di sepeda dulu Mas. Alhamdulillah di usaha restorasi sepeda seperti ini perputaran uangnya lumayan cepet," ujarnya.

    Untuk merakit sepeda bekas jenis minion menghabiskan biaya dari Rp 1,5 juta hingga 5 juta. Tergantung perlengkapan dan sparepart sepedanya. Namun, Samsul mengakui meningkatnya minat warga akan sepeda minion, membuat sejumlah komponen dan spare part sepeda harganya mengalami kenaikan cukup siginifikan.

    "Kalau kendalanya biasanya di spare part atau suku cadangnya. Kita biasa beli dari kota-kota lain secara online. Dan sekarang ini untuk frame atau rangka juga sudah mulai mahal. Dulu paling cuma Rp 30- 50 ribuan ditukang loak. Kalau sekarang sudah semakin sulit dan harganya mencapai 300 ribuan," katanya.

    Samsul tak sendiri. Hafid, pemuda asal Kecamatan Prembun juga kebanjiran orderan restorasi sepeda mini menjadi Minion. Bahkan dirinya telah merestorasi ratusan sepeda minion sejak awal tahun 2020. "Iya, Mas saat ini sedang tren. Awalnya hanya satu dua pesanan, sekarang sampai kuwalahan menerima orderan, yang sulit adalah sparepart yang harus sesuai permintaan konsumen," katanya. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top