• Berita Terkini

    Selasa, 14 Juli 2020

    Dari Karyawan, Ghozali Sukses Menjadi Usahawan

    Jual HP untuk Modal, Gara-gara Covid Omset Turun Drastis

    Tak ada kata menyerah untuk mencari nafkah dan tak ada kata lelah untuk terus mencari rupiah. Kerja keras, tekun dan tidak mudah menyerah menjadi kunci meraih  hasil yang melimpah. Pelan tapi pasti, secara bertahap Bayu Ahmad Ghozali, mewujudkan usaha yang selama ini menjadi mimpi.

    --------------------
    Imam, Ekspres
    --------------------

    Menjadi karyawan merupakan kesempatan emas untuk belajar, sekaligus mengais rizki. Ini pula yang dilakukan oleh Bayu Ahmad Ghozali (24) Warga RT 01 RW 02 Desa Trikarso Kecamatan Sruweng. Pihaknya kini sukses memiliki usaha sablon sendiri. Pengalaman nyablon didapatnya saat menjadi karyawan di salah satu perusahaan sablon.
    Bosan terus menjadi karyawan, pada tahun 2014 silam, Ghozali berteka untuk mandiri. Dirinya secara bertahap mulai membangun usaha yang diberi nama "Odeath Clotting Production". Tak disangka usaha jasa sablonnya kini pun semakin berkembang pesat.

    Tak ada yang mudah untuk meraih apa yang disebut sukses. Beragam rintangan dan halangan harus mampu ditaklukkan. Prinsip riil sebuah proses tidak akan menghianati hasil. Di awal mendirikan usaha Ghozali pun sempat kebingungan mencari modal. Bukan hanya uang, tapi juga untuk mendapat komposisi sablon dan bahan yang berkualitas. Mengingat, hingga kini harus membeli di Daerah Kota Bandung.

    ‘’Awalnya, sekitar tahun 2013 saya berkerja sebagai kenet sablon di tempat orang, dan tahun 2014 saya  memilih untuk membuka jasa menyablonan sendiri. Karna minimnya modal untuk beli peralatan saya nyicil bahkan sempat juga menjual handphone untuk membeli alat sablon,’’ungkapnya, Rabu (8/7), saat di temui di tempat usahanya.

    Lebih jauh Ghozali menyampaikan awalnya dirinya hanya memproduksi sekitar satu lusin sablonan perharinya, atau sesuai dengan jumlah pesanan yang didapat. Seiring berjalannya waktu, usaha jasa sablonnya mampu memproduksi hingga 100 kaos per harinya. Bahkan, pesanan dalam satu bulan kini mencapai sekitar 500-1000 kaos. Sedangkan untuk proses pengerjaannya, Ghozali tidak sendiri melainkan telah dibatu oleh dua temanya. "Awalnya kami dapat pesanan masih bijian dan paling banyak satu lusin. Tapi sekarang sudah ratusan, dan bahkan kami sudah tidak melayani pesanan dalam jumlah satuan,” ujarnya.

    Untuk pemasaran masih sekitar wilayah Kebumen. ini dilaksanakan bekerjasama beberapa outlet distro di Kebumen. Sedangkan untuk jenis pesanan yang sering diterima meliputi kaos, hoodie atau zipper, jaket dan baju kemeja. Sementara untuk harganya, baju atau kaos yang sudah di sablon, terbilang masih cukup murah. Ini mulai sekitar Rp 45 ribu. Meski begitu, harga bisa menyesuaikan bahan dan desain serta kerumitan saat porduksi. “Harga itu relative, tergantung model, jenis bahan dan kerumitanya,” paparnya.

    Ghozali menjelaskan, biasanya menjelang tahun baru dan idul fitri, dirinya menerima banyak pesanan. Namun, adanya pandemi ini, pesanan turun drastis hingga mencapai 50 persen. Pihaknya berharap pandemi corona bisa segera berlalu dan usahanya dapat terus berjalan sehingga bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. “Semoga corona segera berlalu, usaha saya bisa terus berjalan, sehingga bisa tetap mempekerjakan masyarakat sekitar. Terutama muda mudi agar jangan menganggur,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top