Akibat ganasnya wabah wereng, petani terpaksa harus gigit jari lantaran gagal panen. Puso yang tengah dialami sebagian petani disebabkan serangan hama wereng yang terjadi belakangan ini.
Serangan hama wereng setidaknya dapat dilihat di beberapa desa di Wilayah Kecamatan Kutowinangun, Ambal, Alian, Buluspesantren hingga Kebumen. Tidak sedikit petani yang memaksa untuk memanen padinya lebih awal. Ini semata-mata dilakukan untuk mencegah terserang hama wereng. Namun sebagian lain tidak mampu berbuat banyak atas serangan wereng karena padi mengering.
Solichin (60) salah satu petani di Kecamatan Kutowinangun mengatakan serangan hama wereng mulai terlihat menyerang padi sekitar awal April lalu. Setelah itu hama menyebar dengan capat. Alhasil dalam waktu singkat berhektar-hektar lahan padi milik para petani terserang wereng. Sebagian lainnya memilih untuk panen lebih awal. "Ada juga yang tidak dipanen karena kadung kering," ungkapnya saat meninjau tanamannya, Rabu (29/4/2020).
Menurut Solichin sesuai hitungan, masa panen padi di wilayahnya baru dapat dilakukan satu bulan lagi. Kendati demikian sejak serangan wereng, menyebabkan banyak butiran padi puso.
Sebenarnya petani telah melakukan pencegaan sejak dini secara masif. Ini dilakukan petani untuk menjaga agar dapat panen. Meski demikian hama wereng tampaknya tidak mempan. Faktanya masih banyak lahan padi yang menjadi korban. "Sudah disemprot obat, ditabur kapur dan lainnya. Tapi tetap saja kena wereng," ketusnya.
Petani lain di Kecamatan Alian Arifin (50) mengaku mengalami hal serupa. Serangan wereng bahkan lebih nyata merusak padi miliknya. Dirinya yang sudah mengupayakan penyemprotan tidak dapat berbuat banyak lantaran wereng sudah terlanjur menyerang.
"Semoga hama wereng segera berakhir dan hasil panen padi baik. Panen padi sangat penting bagi petani. Sebab disitulah mata pencaharian para petani," ucapnya. (mam)
