• Berita Terkini

    Jumat, 03 April 2020

    Soal Pesanan Soto tak Dibayar, begini Penjelasan Kepala Sekolah di Kebumen

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Masih ingat seorang kepala sekolah di Kecamatan Kutowinangun yang disomasi Akhmad Marjuki soal pesanan soto yang belum dibayar? Agus Mohammad Jumali (AMJ) Kepala Sekolah yang disomasi itu sepertinya menolak minta maaf. Ia kembali menegaskan bahwa akun facebooknya memang telah dihack alias dibajak.

    Hal itu disampaikan Agus Mohammad Jumali saat datang ke Kantor Kebumen Ekspres, Jumat (3/4/2020). Agus datang untuk mengklarifikasi tuduhan soal pesanan soto yang tidak dibayar seperti disampaikan Ahmad Marjuki kepada Kebumen Ekspres sebelumnya.

    Ia menegaskan, tidak pernah memesan 10 porsi soto dan minta diantarkan kepada Ahmad Marjuki. "Akun facebook saya memang benar-benar dibajak. Bahkan sejak Agustus lalu, saya sudah tidak lagi menggunakan akun tersebut," katanya.

    Seperti diberitakan, Agus Mohammad  Jumali disomasi oleh Akhmad Marjuki, seorang warga Kutosari Kebumen yang menuntutnya meminta maaf secara terbuka atas kejadian yang terjadi pada 24 Februari lalu. Saat itu, ada pesanan soto dari HP atau nomor Agus Mohammad Jumali. Pesanan itu meminta 10 porsi soto dikirim kepada Akhmad Marjuki di Kutosari.

    Karena tidak merasa memesan, Akhmad Marjuki menolak membayar soto tersebut. Akhmad Marjuki kemudian meminta Agus Mohammad Jumali "mempertanggungjawabkan" pesanan soto itu. Namun, versi Akhmad Marjuki, Agus Mohammad tidak merespons. Hingga kemudian Akhmad Marjuki mengirim surat somasi ke  Agus Mohammad Jumali. Isinya antara lain AMJ diminta untuk oleh AM untuk memberikan penjelaskan di depan umum tentang pedagang soto online. Ahmad Marjuki meminta, pertanggungjawaban Agus Mohamad itu disaksikan sejumlah dinas dan instansi terkait.

    Atas kejadian ini, Agus Mohammad Jumali menjelaskan, apa yang terjadi pada kejadian itu. Agus Mohammad Jumali menyampaikan, kala itu Senin (24/2) pihaknya keluar dari SMP Negeri Kutowinangun sekitar pukul 15.00 WIB.

    Setiba di Wonosari mendapat telepon dari istrinya dan bilang ada pesanan soto 10 porsi. Padahal pihaknya tidak pesan apapun melalui messengernya. Selain itu Akun Fecebooknya juga sudah tidak digunakan sejak Agustus silam. “Kala itu saya bilang, bayar dulu saja. Namun istri saya sedang tidak pegang uang. Saya pun bilang, suruh nunggu, sebentar lagi juga saya sampai rumah,” kata pria yang menyebut masih bersaudara kandung dengan Akhmad Marjuki tersebut.

    Namun, menurut Agus, pedagang soto online tersebut tidak mau menunggunya. "Usai kejadian ini, besok paginya parihal tersebut sudah muncul di salah satu media online. Adapun berita di media online tersebut momojokkan dan memvonis dirinya bersalah," katanya.

    Agus Mohammad mengaku tidak berpangku tangan soal itu. Ia kemudian melacak facebook atas nama pedagang tersebut namun tidak ketemu alamatnya.  Ada yang namanya sama namun alamatnya di Purbalingga. Uniknya nama penjual soto online tersebut mirip nama salon kecantikan. “Masa pedagang soto online namanya mirip salon kecantikan atau rias pengantin. Terus mereka siapa?” ungkapnya.

    Tidak patah arang, AMJ kemudian melacak media online yang memberitakan hal tersebut. Adapun nomor handphone pengelola yang terdapat pada fanspage media online tersebut adalah milik adik kandungnya yakni Kang Juki. 

    Pihaknya kemudian menghubungi Penanggungjawab media online tersebut. “Namun saat penanggungjawab redaksi dikonfirmasi, pihaknya menjawab jika sudah lama tidak ikut mengelola media online yang dimaksud. Dan berita tersebut (terkait persoalan soto) menjadi tangungjawab Kang Juki. Ini kata Pimred kepada WA istri saya. Saya mencoba telepon beberapa kali tetapi tidak diangkat. Di hari berikutnya dicoba lagi juga tidak diangkat,” paparnya.

    Kemudian, lanjut AMJ, Jumat (13/3) pihaknya menerima surat somasi dariAhmad Marjuki tertanggal 11 Maret 2020. Isinya antara lain AMJ diminta untuk oleh AM untuk mmeberikan penjelaskan di depan umum tentang pedagang soto online.  “Kami juga sudah menyampaikan hal ini kepada Dinas Pendidikan Kebumen. Dengan adanya hak jawab ini kami berharap persoalan ini selesai dan tidak lagi dimediamassakan (dipublikasikan lewat media massa). Secepatnya saya juga akan ke rumah adik saya yakni Ahmad Marzoeki,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top