• Berita Terkini

    Kamis, 12 Maret 2020

    Pecinta Sejarah Tolak Rencana Pembongkaran Bangunan Bersejarah di Prembun

    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Adanya rencana pembongkaran bekas Gedung Administrasi Pabrik Gula Premboen mendapat penolakan. Ini salah satunya dari Komunitas Pegiat Heritage setempat. Gedung yang kini menjadi bagian dari SMP Negeri 1 Prembun itu, rencana akan dirobohkan. Hal ini berkaitan dengan penataan ulang bangunan dan lahan sekolah.

    Tersiar kabar proses lelang pembongkaran gedung telah selesai dilaksanakan. Adapun kini hanya tinggal menunggu waktu eksekusi yang akan dilaksanakan oleh pemborong. Jika sampai gedung tersebut diratakan dengan tanah, tentunya sangat disayangkan. Ini mengingat gedung mempunyai nilai sejarah.

    Sebagai bentuk penolakan, para pecinta sejarah yang tergabung dalam Komunitas Pusaka Prembun (KUPU) memasang spanduk penolakan.  Komunitas ini juga menggalang dukungan atas kelestarian bangunan ex Remboen Sukerfabriek atau pabrik gula Prembun tersebut.

    Komunitas Pegiat Heritage Prembun Sri Kusumastuti menyampaikan pihaknya menyayangkan langkah pembongkaran tersebut. Menurutnya gedung itu merupakan salah satu bukti penting keberadaan pabrik gula di Wilayah Kecamatan Prembun. “Ini menjadi bukti, bahwa dulu di sini pernah ada pabrik gula. Gedung ini bersejarah. Sayang kalau dibongkar,” tuturnya, Kamis (12/3/2020).

    Menurut Sri, bangunan tersebut sudah terdapat sebagai potensial cagar budaya. Dalam hal ini pihaknya juga mengklaim telah mendapatkan dokumen dari Balai Cagar Budaya Jawa Tengah. Menurutnya mestinya, Pemkab Kebumen mendasarkan kebijakannya pada dokumen tersebut.
    “Ini sudah masuk sebagai potensial cagar budaya,” jelasnya.
    Sebagai langkah penolakan, Komunitas Heritage Prembun pun menggalang petisi secara online. Bukan itu saja, ,mereka juga membentangkan spanduk penolakan berisi tanda tangan warga. Lebih jauh Sri Kusumastuti juga mengemukakan bahwa pihaknya sudah mencoba berkomunikasi dengan Balai Pelestari Cagar Budaya dan Pemkab Kebumen. “Hingga kini kami masih menunggi respon konkrit dari Pemkab Kebumen,”  katanya.

    Pengamat Heritage Teguh Hindarto pun mengakui pelestarian aset heritage khususnya bangunan, memiliki banyak tantangan. Tuntutan kebutuhan ruang seringkali mengharuskan memakan korban bangunan lama. Memang harus ada pemahaman bersama semua pihak, bahwa tak bisa dihindari akan ada peninggalan yang terpaksa mengalah. "Saya mendorong pemerintah daerah membuka komunikasi yang melibatkan semua pihak. Hanya dengan cara ini kita bisa menemukan solusi yang bisa mewadahi banyak kepentingan, sekalipun mungkin belum otimal," ungkapnya.

    Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, wartawan koran ini belum dapat meminta banyak komentar dari Kepala SMP Negeri 1 Kebumen H Sugiyatno. Pasalnya saat dihubungi via aplikasi Whatsapp untuk konfirmasi, H Sugiyatno belum dapat berkomentar banyak. Pihaknya hanya menyampaikan saat ini sedang mengaji. “Nyuwun sewu saweg ngaji,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top