• Berita Terkini

    Senin, 30 Maret 2020

    Corona Sudah Bikin Pelaku Usaha di Kebumen Limbung

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-  Wabah Virus corona (Covid-19), imbasnya sudah meluas.  Tak hanya soal ancaman kesehatan terganggu, ancaman krisi ekonomi sudah mulai menghantui warga di Kabupaten Kebumen.

    Ini tak lepas dari situasi sebulan terakhir di Kebumen. Persisnya sejak Pemkab memberlakukan aturan merumahkan siswa sekolah, guru serta terakhir ASN. Itu membuat situasi Kota Kebumen terlihat lebih sepi dari biasanya.

    Dampaknya dari sisi ekonomi langsung terasa. Para pelaku usaha mengalami penurunan jumlah pembeli. Para tukang becak kehilangan penumpang. Bahkan, lantaran sepi, sejumlah tempat usaha di Kebumen memutuskan untuk tutup sementara.  Bahkan pantauan koran ini, harga sejumlah harga kebutuhan mulai naik seperti gula pasir. Sejumlah bahan kebutuhan kini  mulai sulit dicari.

    "Harga gula pasir naik terus. Kami juga kesulitan mencari sabun tangan. Tepung terigu juga sulit dicari,"ujar salah satu warga yang enggan ditulis nama, kemarin (30/3/2020).

    Wanto (30) salah satu pedagang di Desa Kebulusan membenarkan terjadi penurunan pembeli dalam beberapa pekan terakhir gegara corona. Penurunan pembelian terus terjadi. "Awalnya tidak begitu terasa. Penurunan hanya 20 persen. Kemudian berangsur meningkat menjadi 30 persen dan kemudian mencapai 50 persen. Pembeli sangat sepi mas. Penjualan menurun drastris," katanya

    Terpisah, salah satu Pengurus Kadin Kebumen, Herwin Kunadi membenarkan sektor usaha sangat terpukul dengan adanya masifnya penyebaran virus corona. Yang paling terdampak para pedagang skala kecil seperti PKL.

    "Pendapatan semua pengusaha anjlok. Bahkan hingga berimbas kepada anjloknya pendapatan Pedagang Kaki Lima (PKL). Kini dunia usaha hancur,” tuturnya, Senin (30/3).

    Herwin mengakui, situasi ini membuat para pengusaha pun “menjerit” karena tidak ada pemasukan. Wabah corona juga telah membuat beberapa pengusaha terpaksa menutup aktivitas usahanya, sehingga tidak ada pemasukan.

    Penutupan tempat usaha tentunya diiringi dengan merumahkan para pekerjanya. Sehingga pekerjanya pun penghasilannya berkurang. Sulitnya mencari uang, berbanding lurus dengan menurunnya daya beli masyarakat. “Kami berharap pemerintah agar lebih intens terkait pihak perbankan. Terutama bagi pengusaha yang mengalami kendala keuangan,” tegasnya.

    Dijelaskanya dalam dunia usaha banyak sekali pengusaha yang bermitra dengan pembiayaan bank. Selain meski beberapa tempat wisata tutup, namun biaya listrik juga tetap jalan.

    Padahal saat tutup tentunya tidak lagi ada pemasukan. Begitu pula dengan pengusaha perhotalen dan restoran yang menggunakan pembiayaan bank. Tentunya tidak ada pemasukan karena tutup. “Memang telah ada kebijakan penangguhan kredit yang diumumkan oleh Presiden, namun nyatanya beberapa bank masih meminta angsuran," ujarnya.

    Terpisah, Terpisah, Wakil Bupati Kebumen sekaligus Ketua Gugus Penanganan dan Pencegahan Corona (Covid-19) Arif Sugiyanto menyampaikan pihaknya terus berupaya menangani penyebaran virus corona di Kebumen.  Saat ini Pemkab telah menganggarkan Rp 9 miliar untuk penanganan covid-19. Pemkab juga terus melakukan pemantauan terkait pemenuhan kebutuhan masyarakat. "Kami menghimbau tidak ada warga yang melakukan penimbunan kebutuhan pokok," ujar Arif. (mam/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top