• Berita Terkini

    Minggu, 29 Maret 2020

    Antisipasi Ledakan Corona, Pemkab Kebumen Rencanakan GOR Jadi Shelter

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Dalam beberapa hari terakhir, pemudik mulai berdatangan ke Kebumen. Seiring dengan itu, jumlah orang dalam pengawasan (ODP) corona di Kebumen pun meningkat drastis.

    Selain memberlakukan ketentuan karantina bagi pemudik, Pemkab Kebumen menyiapkan skema terburuk jika terjadi ledakan kasus Covid-19 di Kebumen.

    Ketua Gugus Penanganan dan  Pencegahan Corona Arif Sugiyanto yang juga Wakil Bupati Kebumen, Minggu (29/3/2020), mengatakan Pemkab saat ini pihaknya tengah mewacanakan menjadikan sarana publik sebagai tempat karantina sementara (shelter) bila jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) covid-19 mengalami lonjakan.

    Saat ini, jumlah ODP di Kebumen telah tembus pada angka ribuan. Sementara berdasar prediksi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kebumen  merujuk riset matematika sederhana ilmuwan ITB, Indonesia akan mengalami puncak jumlah kasus harian COVID-19 pada akhir Maret 2020.

    Kemudian, berakhir pada pertengahan April 2020. Dalam situasi puncak, kasus harian terbesar diprediksi berada di angka sekitar 600. Nah, khusus soal 600 ini kata Arif tidak mungkin ditampung di rumah sakit Kebumen yang kapasitasnya hanya 400an.

    Untuk itulah, perlu dipikirkan adanya tempat karantina lain di luar rumah sakit.  Pilihannya sejauh ini adalah semu GOR yang ada di setiap kecamatan.

    "Mudah-mudahan tidak sampai terjadi. Namun bila terjadi, kita semua harus siap. Rumah sakit akan tetap diutamakan. Soal penggunaan GOR juga  membutuhkan banyak persiapan lain. Dari sarana prasaran kesehatan termasuk tenaga medisnya. Sekali lagi ini hanya untuk mengantisipasi skema terburuk," ujar Arif.

    Disinggung kembali soal kebijakan lockdown, Arif menegaskan tidak memikirkan hal tersebut. Menurutnya, tidak ada istilah lockdwon. Yang ada karantina wilayah. Terpenting saat ini, ujar Arif, warga dapat benar-benar bersama-sama melakukan pencegahan bersama-sama untuk melawan corona.

    Caranya, mematuhi aturan pemerintah soal "social distancing" serta menghindari kegiatan kerumunan atau menghadirkan massa. Selain itu, melakukan upaya mandiri dengan menjaga diri di rumah dengan menjaga kondisi tubuh serta melakukan semprotan mandiri untuk perabotan rumah tangga.

    Sebelumnya, Bupati Kebumen Yazid Mahfudz mengatakan  jumlah orang dalam pengawasan (ODP) corona di Kebumen pun meningkat drastis. Kini ada 1042 ODP dan 34 PDP. Lonjakan ini salah satunya karena banyaknya warga Kebumen yang mudik.

    Bupati Yazid menambahkan, kedatangan warga dari daerah zona covid-19 menjadi kewaspadaan tersendiri dalam upaya penanganan pencegahan penyebaran covid-19 di Kebumen.
    Untuk mencegah ledakan kasus covid-19, Pemkab menyiapkan petugas di titik-titik masuk pemudik. Ada 13 titik pantauan yang telah disiapkan. Tugasnya, memantau pemudik serta melakukan pemeriksaan awal tentang kesehatan pemudik yang pulang kembali ke Kebumen.

    Tak berhenti disitu, Pemkab bakal melakukan karantina bagi pemudik tersebut saat sampai di rumah. Dalam hal ini, Pemkab meminta peran serta pemerintah desa dan kecamatan agar memastikan pemudik tersebut melakukan karantina mandiri.

    "Para pemudik harus tetap di rumah selama 14 hari pertama. Nanti akan dipantau pihak desa. Bila ada yang membandel sudah disepakati petugas dari Pemkab akan menahan sementara KTP yang bersangkutan. Untuk teknis pelaksanaannya nanti selebihnya akan ditangani Pak Wakil Bupati yang juga Ketua Gugus Penanganan Corona,"ujar Bupati.(fur/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top