• Berita Terkini

    Selasa, 04 Februari 2020

    Riyanto: Pemilihan Ketua PGRI Kebumen harus Bebas Intervensi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Menjelang Konferensi PGRI wacana terkait hal tersebut terus menghangat. Pasalnya konferensi sendiri merupakan momentum pergantian kepengurusan pada organisasi tersebut. Selain konferensi juga akan menentukan arah bagaimana gerak laju organisasi PGRI ke depan.

    Beberapa pihak menilai meski anggota PGRI banyak dari kalangan Guru PNS, namun PGRI sendiri independent. Sehingga ada baiknya pengurus PGRI bukan dari kalangan eksekutif melainkan dari kalangan guru. Sebab anggota PGRI adalah guru, sehingga sangat tepat sekali manakala ketuanya merupakan sosok guru.

    Terkait dengan eksekutif, mantan anggota PGRI KH Riyanto menyampaikan sebaiknya kalangan struktural tidak usah turut serta menjadi kandidat. Pasalnya di struktural sendiri tentunya telah banyak sekali kesibukan. Untuk itu fokuslah pada apa yang menjadi pekerjaanya. Ini agar lebih maksimal dalam menjalankan tugasnya pada bidang pendidikan.  “Kalau sudah di struktural tidak usah menjadi kandidat,” tuturnya, Selasa (4/2/2020).

    Selain itu, pihak yang telah berada di struktral  telah menjadi bagian dari eksekutif.  Padahal PGRI sendiri merupakan organisasi independen. Terlebih jika ada kandidiat dari struktural yang notabenenya merupakan titipan dari seorang pejabat. Ini tentunya sangat tidak ideal. “Meski PGRI merupakan mitra dinas, namun eksekutif tidak usah turut intervensi terhadap PGRI,” katanya.

    KH Riyanto menegaskan pengalamannya semasa masih menjadi anggota PGRI. Dimana kala itu terdapat Ketua PGRI yang juga menjabat sebagai kepala bidang. Namun dalam perjalanan sebuah organisasi terkadang terdapat beberapa hal yang tidak sinergi antara PGRI dan ekskutif maka kemudian pihaknya dipindah tugasnya. “Ini jangan sampai terjadi kembali. Untuk itu biarkanlah guru yang memegang PGRI,” ungkapnya.

    KH Riyanto tang juga merupakan seorang mubalig tersebut menegas, segala sesuatu harus dipegang atau diserahkan kepada ahlinya. Jika tidak demikian kerusakanlah yang akan terjadi. Dalam hal ini biarlah PGRI dipegang oleh guru. Sebab PGRI sendiri merupakan organisasi guru. “ini sangat penting dan krusial. Dari beberapa calon kandidat yang telag muncul dipermukaan terdapat dua orang yang menurut saya cakap yakni Kadar dan Eko Sajarwo,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top